
Dalam era digital yang semakin berkembang, aplikasi mobile telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu untuk berbelanja, bermain game, atau bahkan untuk mengatur jadwal harian, kita mengandalkan aplikasi-aplikasi tersebut.
Maka dari itu, belajar Android Studio untuk pembuatan aplikasi mobile yang menarik adalah investasi yang sangat berharga.
Nah, salah satu platform terkemuka yang dapat Anda gunakan untuk mencapai tujuan ini adalah Flutter yang berbasis di Android Studio.
Untuk itu, artikel ini akan belajar Flutter Android Studio. Yuk simak!
Wikipedia menjelaskan, bahwa Flutter adalah kit pengembangan perangkat lunak UI open source yang dibuat oleh Google.
Flutter ini dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi lintas platform dari satu basis kode untuk browser web apa pun, Fuchsia, Android, iOS, Linux, macOS, dan Windows, loh!
Nah, hal ini tidak seperti lainnya, Flutter ini bukanlah framework biasa, yang mana Flutter ini memiliki SDK lengkap atau kit pengembangan perangkat lunak.
Kemudian, terdapat library yang artinya sepotong kode yang dapat digunakan kembali yang Anda masukkan ke dalam aplikasi Anda untuk menjalankan fungsi tertentu.
Tak hanya itu, framework ini merupakan struktur yang memberi Anda arsitektur kerangka untuk membangun perangkat lunak.
Ini adalah seperangkat alat yang berfungsi sebagai landasan untuk aplikasi Anda, yang mengharuskan Anda mengisi bagian yang kosong dengan kode Anda untuk menyelesaikan keseluruhan struktur dan mendapatkan fungsionalitas yang diinginkan.
SDK memiliki cakupan yang jauh lebih luas karena merupakan kumpulan alat, termasuk perpustakaan, dokumentasi, API, terkadang kerangka kerja, dan banyak lagi, yang memberikan semua yang Anda perlukan untuk pengembangan perangkat lunak.
Dan itulah yang terjadi pada Flutter, Flutter sudah berisi semua yang diperlukan untuk membangun aplikasi lintas platform.
Adapun teknologi lainnya yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi dengan berbagai platform seperti seperti Xamarin, React Native, Ionic, atau NativeScript juga.
Pada dasarnya Flutter ini adalah SDK yang lengkap, Flutter mencakup mesin rendering, widget siap pakai, API pengujian dan integrasi, dll.
Untuk itu, yuk simak tentang komponen utama dan cara kerjanya secara umum.
Anda perlu mengetahui tiga lapisan arsitektur utama Flutter terlebih dahulu:
Selanjutnya, Pertama teknologi yang mendasari Flutter adalah Dart. Ini adalah bahasa pemrograman berorientasi objek yang dioptimalkan untuk klien yang dikembangkan oleh Google.
Dart ini mampu dikompilasi menjadi kode asli untuk seluler dan desktop, serta ke dalam JavaScript.
Karena kompilasi langsung ini, tidak diperlukan jembatan tambahan untuk berkomunikasi dengan platform seperti halnya ReactNative.
Nah, bagian penting lainnya dari Flutter yaitu widgetnya. Dalam Flutter SDK, mereka berfungsi sebagai elemen penyusun yang dapat mencakup hampir semua aspek pengembangan.
Flutter tidak hanya menawarkan beragam widget siap pakai, tetapi juga memungkinkan Anda menyesuaikannya atau membuatnya sendiri.
Flutter juga menawarkan seperangkat alat pengujian otomatis, khususnya, untuk tiga jenis pengujian: pengujian unit, pengujian widget, dan pengujian integrasi.
Selain itu, Flutter mendukung model Pengiriman Berkelanjutan melalui fastlane, sebuah platform gratis yang menjembatani Flutter dengan alat CI populer seperti Travis, Jenkins, atau Cirrus (lihat panduan pengiriman berkelanjutan dengan Flutter).
Debugging di Flutter dilakukan dengan bantuan Flutter DevTools (juga disebut Dart DevTools). Mereka digunakan untuk memeriksa tata letak, menganalisis kinerja, men-debug aplikasi, dll. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, baca dokumen debug Flutter.
Bahwasannya, Flutter ini akan menyederhanakan proses pembuatan UI yang konsisten dan menarik untuk aplikasi di enam platform yang didukungnya.
Nah, disini kami akan membandingkan Flutter, antara framework cross platform app development, dengan native app development.
Dalam pengembangan aplikasi native, pengembang membuat kode untuk platform tertentu, yang memungkinkan mereka memiliki akses penuh ke semua fungsionalitas perangkat asli.
Sehingga hasilnya, aplikasi native ini memiliki kinerja dan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengembangan aplikasi lintas platform.
Di sisi lain, jika Anda ingin meluncurkan aplikasi di berbagai platform, native app development akan memerlukan lebih banyak kode dan lebih banyak pengembang.
Cross platform app ini memungkinkan pengembang menggunakan satu bahasa pemrograman dan satu basis kode untuk membangun aplikasi untuk berbagai platform.
Jika Anda merilis aplikasi untuk berbagai platform, pengembangan aplikasi lintas platform lebih murah dan memakan waktu dibandingkan pengembangan aplikasi asli.
Proses ini juga memungkinkan pengembang menciptakan pengalaman yang lebih konsisten bagi pengguna di seluruh platform.
Pendekatan ini memiliki kelemahan dibandingkan dengan pengembangan native app, termasuk terbatasnya akses ke fungsionalitas perangkat asli.
Namun, Flutter memiliki fitur yang membuat pengembangan aplikasi lintas platform lebih lancar dan berperforma tinggi.
Android Studio, pada dasarnya, adalah rumah bagi pengembang aplikasi Android. Ini menyediakan berbagai alat yang Anda butuhkan untuk merancang, mengkodekan, dan menguji aplikasi Android Anda.
Android Studio dilengkapi dengan emulator yang memungkinkan Anda menjalankan dan menguji aplikasi Anda tanpa perlu perangkat fisik.
Bagi Anda yang menggunakan Flutter, Flutter memiliki beberapa keunggulan loh. Yuk simak!
Flutter menyederhanakan proses pengembangan dengan menyediakan basis kode tunggal untuk platform iOS dan Android.
Hal ini menghilangkan kebutuhan akan bahasa pengkodean dan kerangka kerja yang terpisah, mengurangi kompleksitas dan mempercepat siklus pengembangan.
Dengan Flutter, pengembang dapat membuat dan memelihara aplikasi dengan mulus, menghemat waktu dan tenaga.
Salah satu keuntungan signifikan dari Flutter adalah fitur hot reload. Hal ini memungkinkan para pengembang untuk melihat perubahan yang mereka buat pada kode yang tercermin secara instan di layar, tanpa memulai ulang aplikasi.
Fungsionalitas ini menghemat banyak waktu pengembangan dengan menghilangkan kebutuhan untuk kompilasi ulang secara manual dan memulai ulang perangkat.
Flutter hadir dengan serangkaian widget UI yang dapat disesuaikan, memungkinkan pengembang untuk membuat antarmuka pengguna yang memukau dan unik secara visual.
Widget ini dapat dengan mudah disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan spesifik aplikasi, meningkatkan pengalaman pengguna dan menghemat waktu pengembangan yang berharga.
Perlu diketahui, bahwa kinerja Flutter sangat efisien karena eksekusi kode yang dikompilasi. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan jembatan JavaScript, sehingga aplikasi dapat berjalan secara langsung pada perangkat keras perangkat.
Hal ini akan menghasilkan rendering yang lebih cepat dan animasi yang lebih halus, memberikan pengalaman yang mirip dengan aplikasi asli kepada pengguna.
Dengan Flutter, para pengembang dapat dengan cepat melakukan iterasi pada desain dan fungsionalitas aplikasi mereka.
Fitur hot reload yang disebutkan sebelumnya memungkinkan eksperimen cepat dan umpan balik langsung, membuatnya lebih mudah untuk menyempurnakan dan meningkatkan antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Flutter kit pengembangan perangkat lunak UI ini menawarkan banyak keuntungan bagi para pengembang, loh! Nah, salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya untuk membuat antarmuka pengguna (UI) kustom dengan tampilan yang menarik.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek Flutter yang berkontribusi pada UI yang menarik secara visual.
Intinya, para pengembang dapat memanfaatkan fitur-fitur ini untuk menciptakan pengalaman UI yang menawan secara visual yang meninggalkan kesan mendalam bagi para pengguna.
Flutter adalah kerangka kerja multiplatform yang memberikan kinerja seperti native dengan memanfaatkan mesin rendering canggih dan kombinasi kode native. Hal ini agar bisa memastikan hasil yang konsisten dan berkualitas tinggi di berbagai platform.
Performa desain, serta scrolling, transisi, dan pemuatan data, tetap dioptimalkan untuk pengoperasian pada berbagai platform.
Flutter adalah sebuah kerangka kerja untuk pengembangan aplikasi mobile multiplatform yang efisien. Tidak perlu banyak aplikasi pada platform yang berbeda.
Fitur-fitur seperti widget UI, Hot Reload, backend data, aksesibilitas, integrasi platform, paket dan plugin, merampingkan pengembangan aplikasi, menghasilkan peningkatan efisiensi dan penghematan biaya bagi pengembang.
Framework Flutter sering kali disukai oleh para pengembang karena kemampuannya untuk memberikan penghematan biaya dalam pengembangan aplikasi dibandingkan dengan framework lainnya.
Nah, selain keuntungan tentu saja Flutter memiliki kekurangan. Yuk simak keuntungan dari framework Flutter:
Flutter adalah teknologi baru yang membuatnya semakin populer.
Karena baru diperkenalkan, para pengembang masih dalam proses menciptakan dan memperluas sumber dayanya, sehingga mengakibatkan terbatasnya jumlah pustaka pihak ketiga dan kode sumber daya yang tersedia.
Library yang dimaksud ini merupakan kumpulan fungsi coding yang dapat digunakan kembali untuk memberikan kemudahan selama proses pengembangan aplikasi.
Namun, tidak banyak library yang tersedia untuk pengembangan aplikasi menggunakan framework Flutter. Untuk mengatasi hal ini, mungkin perlu bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai opsi.
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, kinerja aplikasi Flutter ini memuaskan dan dapat diandalkan. Namun, perlu dicatat bahwa aplikasi ini berukuran cukup besar dan mungkin memerlukan sumber daya yang signifikan untuk mengoperasikannya.
Ruang penyimpanan yang terbatas pada perangkat pengguna dapat menyebabkan penipisan yang lebih cepat dan potensi masalah kinerja untuk aplikasi. Hal ini bisa mengakibatkan pengguna memilih untuk tidak mengunduh aplikasi yang seperti itu.
Karena Flutter adalah framework baru, pengembang juga perlu mempelajari bahasa pemrograman yang disebut Dart. Kode Dart belum mendapatkan popularitas yang luas, tetapi semakin banyak digunakan oleh para pengembang dalam pengembangan aplikasi.
Jika Anda memiliki pengalaman dengan C# atau Java, mempelajari bahasa Dart seharusnya tidak menjadi tantangan yang berarti.
Selain itu, Anda juga bisa melihat tutorial video yang tersedia di saluran YouTube Flutter untuk membantu mempelajari bahasa pemrograman ini.
Sekarang bahwa kita memiliki pemahaman dasar tentang Flutter dan Android Studio, yuk simak langkah-langkah konkret dibawah ini:
Nah, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan semuanya, seperti tools nya, dan lain sebagainya.
Langkah pertama untuk memulai perjalanan Anda dalam pembuatan aplikasi Flutter adalah menginstal Android Studio. Anda dapat mengunduhnya dari situs resmi Android Studio dan mengikuti panduan instalasi yang diberikan.
Setelah Android Studio terinstal, Anda perlu menginstal Flutter dan Dart. Anda dapat mengunjungi situs resmi Flutter untuk petunjuk instalasi yang rinci.
Langkah kedua, disini Anda harus bisa memahami struktur prokyek yang akan Anda buat menggunakan Flutter.
Setelah Flutter dan Dart terpasang, Anda dapat membuat proyek Flutter baru menggunakan Android Studio. Ini akan menciptakan struktur dasar proyek yang dapat Anda kembangkan.
Proyek Flutter umumnya memiliki struktur yang terdiri dari folder ‘lib’ untuk kode sumber, ‘assets’ untuk aset seperti gambar, dan ‘pubspec.yaml’ untuk mengelola dependensi proyek.
Nah, setelah Anda sudah memahami proyek yang akan Anda buat. Anda bisa mulai membangun tampilannya (UI) pada aplikasi Anda.
Widget adalah komponen dasar dalam Flutter yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI). Anda dapat menggabungkan widget-widget ini untuk membuat tampilan yang menarik dan responsif.
Flutter memiliki dua jenis widget utama: stateful dan stateless. Anda akan memahami perbedaan antara keduanya dan bagaimana menggunakannya dalam proyek Anda.
Stateless widget adalah widget yang statis dan semua konfigurasinya telah diinisialisasi sebelumnya.
Lalu, untuk stateful widget ini bersifat dinamis dan memiliki kemampuan untuk diperbarui ketika diperlukan, baik melalui tindakan pengguna atau ketika ada perubahan data.
Salah satu fitur paling mengagumkan dari Flutter adalah “Hot Reload.” Ini memungkinkan Anda untuk melihat perubahan yang Anda buat dalam kode dengan cepat tanpa harus menghentikan dan memulai ulang aplikasi.
Ketika Anda sudah membuat tampilannya, mulai Anda bisa memasukan logika pada aplikasi Anda kedalam dunia bisnis.
Setelah Anda membangun tampilan aplikasi, saatnya untuk mengimplementasikan logika bisnisnya. Dart, bahasa pemrograman yang digunakan dalam Flutter, memiliki berbagai library dan alat untuk membantu Anda dalam hal ini.
Kemudian, Anda bisa melakukan pengujian pada aplikasi yang Anda buat.
Sebelum meluncurkan aplikasi Anda, pastikan untuk melakukan pengujian unit. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi bug sebelum aplikasi sampai ke tangan pengguna.
Langkah terakhir, Anda bisa publikasi Aplikasi Anda.
Setelah Anda selesai mengembangkan aplikasi, Anda akan belajar langkah-langkah untuk mempersiapkannya untuk publikasi di Google Play Store atau App Store.
Nah, itu dia penjelasan mengenai Flutter untuk pembuatan aplikasi. Semoga melalui artikel ini Anda bisa semakin jago membuat aplikasi menggunakan Flutter ini
Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.