Bayangkan Anda sedang berselancar di internet, mencari informasi terbaru atau mungkin hanya ingin menghabiskan waktu.
Tiba-tiba, Anda menemukan sebuah website yang tampak menarik.
Namun, begitu Anda mengklik tautannya, hal yang terjadi selanjutnya adalah mimpi buruk bagi pengguna internet: waktu muat yang lama, tampilan yang berantakan, dan elemen yang bergerak-gerak tak menentu.
Menyebalkan, bukan? Nah, di sinilah Core Web Vitals memainkan peran penting.
Tapi, apa sebenarnya Core Web Vitals itu, dan bagaimana mereka bisa menjadi kunci untuk menciptakan website yang cepat, responsif, dan ramah pengguna? Yuk, simak penjelasan berikut!
Core Web Vitals adalah seperangkat metrik yang mengukur pengalaman pengguna berdasarkan kecepatan pemuatan halaman, interaktivitas, dan stabilitas visual.
Penting bagi pemilik situs untuk memenuhi metrik ini untuk meningkatkan peringkat pencarian dan memberikan pengalaman yang lebih baik secara keseluruhan bagi pengguna.
Dengan mengoptimalkan metrik ini, situs web dapat dimuat lebih cepat dan memberikan pengalaman penjelajahan yang lebih lancar.
Berfokus pada Core Web Vitals juga dapat meningkatkan peringkat mesin pencari situs web.
Memahami bagaimana setiap Core Web Vital berdampak pada keseluruhan kinerja situs web sangat penting bagi pengembang web.
Tak hanya itu, memantau Core Web Vitals secara teratur dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan pada situs web.
Dengan menganalisis data yang disediakan oleh alat bantu seperti Google PageSpeed Insights, pengembang dapat membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Sehingga, dengan menerapkan strategi untuk mengatasi Core Web Vitals pada akhirnya dapat menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Cara Analisa Kinerja SEO di Website
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa pengalaman pengguna begitu penting?
Bayangkan Anda sedang berada di sebuah toko fisik.
Pintu masuk yang sulit dibuka, rak yang berantakan, dan kasir yang lamban tentu akan membuat Anda berpikir dua kali untuk kembali ke sana, bukan? Hal yang sama berlaku untuk website.
Pengalaman pengguna yang buruk bisa mengurangi peluang mereka untuk kembali, apalagi melakukan transaksi atau menghabiskan waktu lebih lama di situs Anda.
Pengalaman Pengguna (UX) yang tak terlupakan pada situs web sendiri merupakan pengalaman yang membuat pengguna merasa senang, puas, dan terkesan dengan situs web tersebut.
Pengalaman ini dapat membuat pengguna ingin kembali lagi ke situs web tersebut dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain.
Ada beberapa elemen kunci yang dapat menciptakan pengalaman pengguna yang tak terlupakan:
Desain yang Menarik dan Mudah Digunakan:
Konten yang Bermanfaat dan Relevan:
Performa yang Cepat dan Andal:
Layanan Pelanggan yang Baik:
Berikut adalah beberapa contoh pengalaman pengguna yang tak terlupakan:
Dengan menciptakan pengalaman pengguna yang tak terlupakan, Anda dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan konversi, dan mendorong pertumbuhan bisnis Anda.
Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang tak terlupakan:
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menciptakan pengalaman pengguna yang tak terlupakan yang akan membuat pengguna kembali lagi dan lagi.
Mengoptimalkan kualitas pengalaman pengguna adalah kunci kesuksesan jangka panjang situs mana pun di web.
Baik Anda pemilik bisnis, pemasar, atau pengembang, Web Vitals dapat membantu Anda mengukur pengalaman situs Anda dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkannya.
Google telah menyatakan bahwa metrik Core Web Vitals berpotensi akan berkembang seiring waktu, tergantung pada umpan balik pengguna tentang apa yang dianggap sebagai pengalaman halaman yang positif.
Untuk saat ini, pemilik dan developer website perlu menilai 3 metrik Core Web Vitals berikut ini.
Largest Contentful Paint (LCP) adalah metrik performa web yang mengukur kecepatan konten utama halaman web dimuat.
Secara khusus, LCP mengukur waktu yang berlalu antara pengguna memulai memuat halaman hingga elemen gambar atau teks terbesar terlihat di dalam viewport (layar perangkat). LCP dianggap sebagai salah satu metrik Core Web Vitals yang penting karena memengaruhi pengalaman pengguna (UX) situs web.
Idealnya, situs web harus memiliki LCP 2,5 detik atau kurang untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik. Jika LCP lebih lambat dari itu, pengguna mungkin akan merasa frustrasi dan meninggalkan situs web Anda.
Bayangkan jika Anda sedang membuka halaman beranda sebuah toko online, dan gambar produk utama muncul dalam waktu kurang dari 2,5 detik. Nyaman sekali, kan?
First Input Delay (FID), yang sebelumnya merupakan metrik Core Web Vitals, mengukur waktu yang dibutuhkan browser untuk mulai memproses interaksi pengguna pertama pada halaman.
Dengan kata lain, FID melacak penundaan antara saat pengguna melakukan tindakan, seperti mengklik tombol atau mengetik di bidang teks, dan saat browser benar-benar dapat merespons tindakan tersebut.
Penting dicatat bahwa FID telah diganti oleh metrik Interaction to Next Paint (INP) per 12 Maret 2024. Dukungan untuk FID sendiri akan berakhir pada 9 September 2024.
Meskipun tidak lagi menjadi metrik inti, FID tetap menjadi faktor penting dalam pengalaman pengguna (UX).
Semakin rendah FID, semakin cepat halaman web terasa responsif bagi pengguna, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan mereka.
INP sendiri berfokus pada pengukuran responsivitas halaman web terhadap interaksi pengguna.
Secara spesifik, INP mengukur waktu yang berlalu antara saat pengguna berinteraksi dengan halaman (misalnya, mengklik, menyentuh, atau mengetik) dan saat browser memperbarui tampilan halaman untuk pertama kalinya sebagai respons.
Dengan kata lain, INP menilai seberapa cepat pengguna melihat reaksi visual setelah melakukan tindakan.
INP berbeda dengan FID dalam arti:
INP yang lebih rendah menunjukkan bahwa halaman web terasa lebih responsif dan menyenangkan bagi pengguna. Sebaliknya, INP yang tinggi dapat membuat pengguna frustrasi karena mereka harus menunggu lama untuk melihat hasil tindakan mereka.
Untuk mengoptimalkan INP, Anda dapat mencoba beberapa hal seperti:
Dengan memperhatikan INP, Anda dapat memastikan bahwa halaman web Anda terasa cepat dan responsif bagi pengguna, yang mengarah pada pengalaman pengguna (UX) yang lebih baik.
CLS mengukur stabilitas visual halaman. Pernahkah Anda mencoba mengklik tombol tetapi halaman tiba-tiba bergeser dan Anda malah mengklik sesuatu yang lain?
Ini adalah contoh dari buruknya CLS. Google merekomendasikan nilai CLS di bawah 0,1. Stabilitas visual penting untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan pengguna.
Bagaimana rasanya jika teks dan gambar terus-menerus bergerak saat Anda mencoba membaca artikel atau mengisi formulir?
Nah, Artinya, CLS ini mengukur seberapa sering konten pada halaman bergerak secara tidak terduga.
Pergeseran konten ini dapat mengganggu pengalaman pengguna, misalnya ketika pengguna sedang membaca text tiba-tiba konten tersebut berpindah tempat sehingga pengguna harus mencari baris yang sedang dibacanya lagi.
CLS merupakan salah satu dari metrik Core Web Vitals yang dipakai oleh Google untuk menilai SEO website.
Dengan kata lain, nilai CLS yang baik bisa membantu website Anda mendapatkan peringkat yang lebih baik di mesin pencari.
Intinya, laporan situs website Anda didasarkan pada tiga metrik yang diukur berdasarkan data pengguna sungguhan: LCP, INP, dan CLS.
Setelah grup URL memiliki jumlah minimum data untuk LCP dan CLS, status grup URL tersebut akan tercermin dalam metrik yang performanya paling buruk.
Jadi, jika grup URL memiliki CLS yang buruk tetapi INP-nya baik, status URL-nya adalah “buruk”.
Jika grup URL tidak memiliki jumlah minimum data pelaporan untuk LCP dan CLS, URL tersebut akan dihapus dari laporan.
Hanya URL yang diindeks yang dapat muncul dalam laporan ini. Data ditetapkan ke URL sebenarnya, bukan URL kanonis, seperti di sebagian besar laporan lainnya).
Ingat bahwa data digabungkan untuk semua permintaan dari semua lokasi. Jika Anda memiliki jumlah traffic yang cukup besar dari suatu negara dengan, misalnya, koneksi internet yang lambat, performa Anda umumnya akan turun.
Anda dapat menguraikan performa menurut negara menggunakan BigQuery jika mencurigai bahwa hal tersebut mungkin merupakan penyebab performa Anda rendah.
Kemudian, grup URL tanpa jumlah minimum data untuk LCP dan CLS tidak akan ada dalam laporan (misalnya, jika URL hanya memiliki jumlah minimum data untuk LCP, tetapi tidak untuk CLS, URL tersebut tidak akan ditampilkan).
Status default untuk grup URL adalah status paling lambat yang ditetapkan ke URL untuk jenis perangkat tersebut. Misalnya,
Berikut adalah rentang performa untuk setiap status:
Baik | Membutuhkan peningkatan | Buruk | |
---|---|---|---|
LCP | <=2,5 dtk | <=4 dtk | >4 dtk |
INP | <=200 mdtk | <=500 mdtk | >500 mdtk |
CLS | <=0,1 | <=0,25 | >0,25 |
Mengapa URL tidak dianggap baik yang menunjukkan mana dari tiga Data Web Inti yang kinerja situs web Anda tidak baik:
Untuk setiap masalah, Anda juga dapat melihat jumlah URL yang terpengaruh dalam peringkat.
Jadi, bagaimana cara kita mengoptimalkan Core Web Vitals? Ada beberapa strategi dan teknik yang bisa diterapkan untuk setiap metrik.
Tahukah Anda bahwa Core Web Vitals juga mempengaruhi SEO? Google menggunakan metrik ini sebagai bagian dari faktor peringkat mereka.
Sehingga, Google ingin memberi penghargaan kepada situs web yang menawarkan pengalaman pengguna yang baik. Situs web yang memiliki Core Web Vitals (CVW) yang baik umumnya lebih cepat, lebih responsif, dan lebih stabil, yang membuat pengguna senang.
Pengguna yang senang cenderung tinggal lebih lama di situs web, berinteraksi lebih banyak dengan konten, dan kemungkinan besar akan kembali.
Semua faktor ini dapat memengaruhi peringkat SEO situs web Anda.
Meskipun CVW penting, ini bukan satu-satunya faktor yang diperhitungkan Google dalam peringkat pencarian.
Fokuslah pada pembuatan konten berkualitas tinggi dan relevan dengan audiens target Anda.
Selain itu, praktik SEO on-page dan off-page yang baik juga akan membantu meningkatkan peringkat Anda.
Jadi, jika Anda ingin website Anda muncul di halaman pertama hasil pencarian, memperhatikan Core Web Vitals adalah suatu keharusan. Lagi pula, siapa yang tidak ingin berada di puncak?
Mari kita lihat beberapa contoh dunia nyata di mana optimasi Core Web Vitals menghasilkan peningkatan signifikan dalam kinerja website.
Sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia menghadapi tantangan besar dalam menjaga performa website mereka.
Dengan fokus pada pengoptimalan LCP, FID, dan CLS, mereka berhasil mengurangi waktu muat halaman dan meningkatkan interaksi pengguna.
Hasilnya? Pengguna merasa lebih nyaman dan puas, yang akhirnya meningkatkan konversi.
Situs berita populer ini menyadari bahwa pembaca mereka menginginkan berita cepat dan mudah diakses.
Dengan mengoptimalkan Core Web Vitals, Kompas.com mampu menyediakan pengalaman baca yang lebih baik dan stabil, meningkatkan jumlah pembaca setia.
Core Web Vitals adalah serangkaian metrik yang diusulkan oleh Google untuk mengukur aspek penting dari pengalaman pengguna di web, meliputi Largest Contentful Paint (LCP), First Input Delay (FID), dan Cumulative Layout Shift (CLS).
Core Web Vitals mempengaruhi peringkat di mesin pencari Google. Website yang dioptimalkan dengan baik untuk Core Web Vitals cenderung mendapatkan peringkat lebih tinggi dalam hasil pencarian, sehingga meningkatkan visibilitas dan lalu lintas.
Anda bisa menggunakan berbagai alat seperti Google PageSpeed Insights, Lighthouse, dan Search Console untuk mengukur dan memantau metrik Core Web Vitals.
LCP adalah metrik yang mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memuat elemen konten terbesar di layar. Idealnya, waktu LCP harus di bawah 2,5 detik.
Mengurangi FID bisa dilakukan dengan mengurangi ukuran JavaScript yang berat, menggunakan Web Workers, dan mengoptimalkan kode untuk mempercepat respons halaman terhadap interaksi pengguna.
CLS adalah metrik yang mengukur stabilitas visual halaman. Nilai CLS yang baik harus di bawah 0,1, yang berarti halaman tidak mengalami banyak pergeseran tata letak saat elemen dimuat.
Ya, gambar dan video sering menjadi elemen terbesar di halaman dan bisa mempengaruhi LCP dan CLS. Mengoptimalkan ukuran dan format gambar serta menetapkan dimensi eksplisit dapat membantu.
Caching browser adalah teknik untuk menyimpan salinan halaman web di perangkat pengguna, sehingga halaman dapat dimuat lebih cepat saat pengguna mengunjungi kembali.
Stabilitas visual penting untuk mencegah pengalaman yang mengganggu, seperti elemen yang tiba-tiba bergeser saat pengguna mencoba mengklik atau membaca sesuatu.
Mulailah dengan mengukur metrik Core Web Vitals di situs Anda menggunakan alat seperti Google PageSpeed Insights. Identifikasi area yang perlu diperbaiki dan terapkan teknik optimasi seperti yang dibahas di artikel ini.
Dengan memperhatikan Core Web Vitals, Anda tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga meningkatkan kinerja SEO dan potensi kesuksesan online Anda. Jangan ragu untuk mulai mengoptimalkan situs Anda hari ini!
Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.