Jenis-Jenis Content Pillar untuk Website Anda

Pernahkah Anda merasa website bisnis Anda jalan di tempat? Konten dibuat rutin, tapi traffic website datar-datar saja? Jika ini masalahnya, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk mengubah strategi pemasaran online Anda. Salah satu langkah yang bisa Anda coba adalah menggunakan layanan pembuatan website dan domain gratis. Dengan layanan ini, Anda dapat membuat website baru atau mengubah tampilan website Anda tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk domain. Hal ini dapat membantu meningkatkan kehadiran online Anda tanpa perlu mengorbankan anggaran pemasaran Anda. Dengan begitu, Anda dapat fokus pada menciptakan konten yang menarik dan relevan untuk menarik lebih banyak pengunjung ke website bisnis Anda.

Nah, inilah saatnya Anda mengenal senjata rahasia yang ampuh: Jenis-Jenis Content Pillar.

Content pillar, atau yang dikenal juga sebagai konten pilar, adalah konten fundamental yang menjadi pondasi strategi konten website Anda.

Ibarat membangun rumah, content pillar adalah tiang penyangga yang kokoh untuk menyokong konten pendukung lainnya.

Menguasai jenis-jenis content pillar yang tepat akan membuat website Anda terlihat terstruktur, informatif, dan pastinya, disukai oleh mesin pencari seperti Google.

Tunggu dulu, jangan bayangkan content pillar sebagai konten yang membosankan.

Justru sebaliknya, content pillar dirancang untuk menjadi konten yang komprehensif, berbobot, dan menarik bagi pembaca.

Konten ini akan menjadi sumber rujukan utama di website Anda, dan bisa dikembangkan menjadi berbagai bentuk konten pendukung yang lebih ringan dan mudah dicerna.

Untuk lengkapnya mengenai jenis-jenis content pillar, simak berikut!

Jenis-Jenis Content Pillar: Pilih yang Sesuai dengan Kebutuhan Website Anda

Berikut ini jenis-jenis dari content pillar yang sesuai kebutuhan website Anda. Yuk simak berikut!

Konten Fungsional (Functional Content):

Konten Fungsional, sesuai dengan namanya, adalah jenis konten yang memiliki tujuan spesifik dan praktis untuk mencapai target tertentu.

Konten ini fokus pada penyampaian informasi yang bermanfaat dan relevan bagi audiens untuk membantu mereka menyelesaikan tugas, mempelajari sesuatu yang baru, atau membuat keputusan.

Ciri-ciri utama Konten Fungsional:

  • Tujuan yang jelas: Memiliki tujuan yang terdefinisi dengan baik, seperti meningkatkan konversi, mendorong traffic website, atau membangun brand awareness.
  • Berorientasi pada audiens: Menawarkan solusi atau informasi yang dibutuhkan audiens dan relevan dengan minat mereka.
  • Bersifat informatif: Menyajikan informasi yang akurat, lengkap, dan mudah dipahami.
  • Dapat ditindaklanjuti: Memberikan panduan atau langkah-langkah yang jelas bagi audiens untuk mengambil tindakan.
  • Beragam format: Dapat berupa artikel, video, infografis, tutorial, panduan, checklist, dan lain sebagainya.

Contoh Konten Fungsional:

  • Tutorial cara menggunakan software
  • Panduan memilih smartphone
  • Resep masakan
  • Tips menabung
  • Infografis tentang kesehatan
  • Video review produk
  • Webinar tentang strategi marketing

Manfaat Konten Fungsional:

  • Meningkatkan konversi: Membantu audiens untuk mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk, mendaftar newsletter, atau mengunduh ebook.
  • Meningkatkan traffic website: Menarik pengunjung baru ke website dan meningkatkan engagement.
  • Membangun brand awareness: Meningkatkan brand visibility dan positioning di mata audiens.
  • Meningkatkan kredibilitas: Membangun kepercayaan audiens dengan menunjukkan keahlian dan pengetahuan di bidang tertentu.
  • Memelihara hubungan dengan pelanggan: Memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan customer loyalty.

Tips Membuat Konten Fungsional yang Efektif:

  • Kenali audiens Anda: Pahami kebutuhan, minat, dan kebiasaan audiens Anda untuk membuat konten yang relevan dan bermanfaat bagi mereka.
  • Tetapkan tujuan yang jelas: Apa yang ingin Anda capai dengan konten Anda? Apakah Anda ingin meningkatkan konversi, mendorong traffic website, atau membangun brand awareness?
  • Buatlah konten yang berkualitas: Pastikan konten Anda akurat, informatif, dan mudah dipahami.
  • Gunakan format yang menarik: Gunakan berbagai format konten, seperti artikel, video, infografis, dan lain sebagainya, untuk membuat konten Anda lebih menarik dan engaging.
  • Promosikan konten Anda: Bagikan konten Anda di media sosial, email marketing, dan website Anda.
  • Ukur dan analisis hasilnya: Pantau performa konten Anda dan lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Dengan membuat konten fungsional yang berkualitas dan relevan, Anda dapat mencapai tujuan marketing Anda dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens Anda.

Baca Juga: 13 Rekomendasi Instagram Tools Untuk Landing Page

Konten Emosional (Emotional Content):

Konten Emosional (Emotional Content) adalah kebalikan dari Konten Fungsional.

Alih-alih berfokus pada informasi dan fungsi, Konten Emosional bertujuan untuk menghubungkan dengan audiens pada tingkat emosional.

Konten ini berusaha menghasilkan reaksi dan perasaan tertentu pada audiens, seperti kebahagiaan, kesedihan, nostalgia, atau inspirasi.

Tujuan Konten Emosional:

  • Meningkatkan engagement: Konten yang memicu emosi dapat membuat audiens lebih terlibat dan tertarik dengan brand Anda.
  • Membangun brand association: Dengan mengaitkan emosi tertentu dengan brand Anda, konten emosional dapat membuat brand Anda lebih mudah diingat dan disukai.
  • Mendorong keputusan pembelian: Konten emosional dapat memotivasi audiens untuk mengambil tindakan, seperti membeli produk atau menggunakan layanan Anda.
  • Meningkatkan brand loyalty: Konten emosional yang tulus dan beresonansi dengan audiens dapat membangun kepercayaan dan loyalitas terhadap brand Anda.

Jenis Emosi yang Sering Digunakan dalam Konten Emosional:

  • Kebahagiaan: Konten yang menampilkan momen-momen menyenangkan, humor, atau hal-hal yang membuat orang tersenyum.
  • Kesedihan: Konten yang menyentuh perasaan dan memicu empati, seperti kisah inspiratif tentang perjuangan atau kehilangan.
  • Nostalgia: Konten yang mengingatkan audiens akan pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan membangkitkan kenangan indah.
  • Keamanan: Konten yang membuat audiens merasa aman dan terlindungi, seperti iklan yang menampilkan produk keamanan atau asuransi.
  • Cinta: Konten yang mengeksplorasi tema cinta, kasih sayang, dan hubungan antar manusia.
  • Keberanian: Konten yang menginspirasi dan memotivasi audiens untuk mengejar mimpi mereka dan menghadapi tantangan.

Contoh Konten Emosional:

  • Iklan yang menampilkan kisah emosional yang menyentuh
  • Video yang menampilkan keindahan alam
  • Konten yang menampilkan humor dan membuat orang tertawa
  • Cerita inspiratif tentang orang-orang yang berhasil
  • Konten yang menampilkan kebersamaan dan keluarga
  • Konten yang merayakan momen-momen penting dalam kehidupan

Tips Membuat Konten Emosional yang Efektif:

  • Pahami audiens Anda: Kenali emosi apa yang ingin Anda picu pada audiens Anda dan sesuaikan konten Anda dengan hal tersebut.
  • Gunakan storytelling: Cerita adalah cara yang ampuh untuk memicu emosi dan membuat audiens terhubung dengan konten Anda.
  • Gunakan visual yang menarik: Gunakan gambar, video, dan musik yang dapat membantu Anda menyampaikan emosi yang Anda inginkan.
  • Jujur dan autentik: Konten emosional yang tulus dan jujur akan lebih beresonansi dengan audiens.
  • Seimbangkan emosi dan informasi: Jangan abaikan fungsi konten sepenuhnya. Tetap sertakan informasi yang bernilai bagi audiens.

Dengan membuat Konten Emosional yang efektif, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens Anda, meningkatkan brand awareness, dan pada akhirnya mencapai tujuan marketing Anda.

Konten Edukatif:

Didesain untuk memberi informasi, mengajar, dan menyediakan informasi berharga kepada audiens.

Menempatkan brand sebagai sebuah sumber informasi yang kredibel dan terpercaya. Contoh: postingan blog yang mendetail, webinar, tutorial, dan whitepaper.

Agile Content (Konten Agile):

Istilah “Agile Content” jarang digunakan dalam Bahasa Indonesia.

Diduga artinya adalah konten yang dapat dengan mudah diadaptasi dan disesuaikan dengan tren atau perkembangan terkini. Kemungkinan besar ini termasuk ke dalam kategori konten marketing.

Marketing Content Pillar (Konten Pilar Marketing):

Kemungkinan besar ini merujuk pada konten yang secara langsung mempromosikan produk atau layanan.

Fokusnya adalah untuk menarik minat dan mendorong audiens untuk melakukan pembelian. Contoh: konten promosi, diskon, dan penawaran khusus.

Recreational Content Pillar (Konten Pilar Rekreasi):

Konten ini bertujuan untuk menghibur dan menyenangkan audiens. Biasanya ringan dan tidak terlalu fokus pada aspek penjualan. Contoh: kuis, games, konten humor, dan cerita inspiratif.

Ini Baru Pemanasan! Kreasi Tanpa Batas dengan Content Pillar

Jenis-jenis content pillar yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari potensinya. Website Anda bisa memanfaatkan berbagai format kreatif lainnya, seperti:

Format Visual:

  • Infografis: Menyajikan informasi kompleks secara ringkas dan menarik dengan gabungan teks, gambar, dan elemen visual lainnya.
  • Video: Bisa berupa tutorial, demonstrasi produk, wawancara, atau konten hiburan lainnya.
  • Gambar dan fotografi: Konten visual yang menarik dan berkualitas tinggi dapat menarik perhatian pengunjung dan meningkatkan engagement.
  • GIF dan meme: Format yang ringan dan mudah dibagikan ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan dan membangun brand awareness.

Format Interaktif:

  • Kuis dan polling: Cara yang menyenangkan untuk melibatkan audiens dan mendapatkan feedback.
  • Permainan dan aktivitas interaktif: Memberikan pengalaman yang imersif dan menarik bagi pengunjung website.
  • ** Kalkulator dan alat bantu online:** Memberikan nilai tambah bagi pengunjung dan meningkatkan kredibilitas website Anda.
  • Live streaming: Memberikan konten real-time yang menarik dan membangun hubungan yang lebih personal dengan audiens.

Format Audio:

  • Podcast: Menyajikan informasi atau cerita dalam format audio yang bisa didengarkan di mana saja.
  • Webinar: Seminar online yang bisa diikuti oleh audiens secara virtual.
  • Audiobook: Menyediakan versi audio dari konten tertulis, seperti artikel atau buku.

Format Tertulis:

  • Studi kasus: Memberikan contoh nyata bagaimana produk atau layanan Anda dapat membantu orang lain.
  • E-book dan whitepaper: Menyajikan informasi yang lebih mendalam tentang topik tertentu.
  • Blog post: Cara yang bagus untuk berbagi informasi dan berita terbaru tentang industri Anda.
  • Artikel dan opini: Memberikan perspektif Anda tentang berbagai topik yang relevan dengan audiens Anda.

Tips Memilih Format Konten Kreatif:

  • Pertimbangkan audiens Anda: Pilih format yang sesuai dengan minat dan kebiasaan mereka.
  • Gunakan variasi: Jangan hanya terpaku pada satu format, coba variasikan jenis konten Anda untuk menarik audiens yang lebih luas.
  • Perhatikan kualitas: Pastikan konten Anda dibuat dengan baik dan informatif.
  • Promosikan konten Anda: Bagikan konten Anda di media sosial dan platform online lainnya.

Dengan memanfaatkan berbagai format konten kreatif, Anda dapat membuat website Anda lebih menarik, informatif, dan interaktif.

Hal ini akan membantu Anda menarik lebih banyak pengunjung, meningkatkan engagement, dan mencapai tujuan bisnis Anda.

Penting untuk diingat bahwa jenis format konten kreatif yang tepat untuk website Anda akan tergantung pada niche, target audiens, dan tujuan Anda. Mungkin bagi bisnis e-commerce, jenis live shop seperti webinar atau demonstrasi produk secara langsung dapat lebih efektif daripada konten statis. Di sisi lain, untuk bisnis yang berfokus pada visual, seperti fotografi atau desain grafis, format yang lebih berorientasi gambar atau video mungkin lebih cocok. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik audiens Anda dan menyesuaikan jenis konten kreatif yang tepat untuk situs web Anda.

Lakukan riset dan percobaan untuk menemukan format yang paling efektif untuk Anda.

Tips Memilih Format Konten Kreatif

Membangun Jaringan Konten Pendukung yang Solid

Sekarang setelah Anda memahami berbagai jenis content pillar, langkah selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi jejaring konten yang kuat dan menarik.

Pikirkan content pillar sebagai pohon utama, dan konten pendukung sebagai cabang-cabang yang tumbuh subur.

Cabang inilah yang akan membuat pohon pengetahuan Anda rindang dan bermanfaat bagi para pengunjung website.

Jika Anda membangun jaringan konten pendukung yang solid, maka Anda akan meningkatkan jangkauan dan kredibilitas website Anda. Jaringan ini dapat membantu Anda dalam hal:

  • Menjangkau audiens yang lebih luas: Dengan terhubung dengan website lain, Anda dapat menjangkau audiens baru yang mungkin belum pernah mengenal website Anda sebelumnya.
  • Meningkatkan kredibilitas: Bermitra dengan website lain yang memiliki reputasi baik dapat meningkatkan kredibilitas website Anda sendiri.
  • Mendapatkan backlink: Backlink dari website lain dapat membantu meningkatkan peringkat website Anda di mesin pencari.
  • Memperluas jangkauan media sosial: Anda dapat saling mempromosikan konten satu sama lain di media sosial untuk menjangkau lebih banyak orang.
  • Meningkatkan traffic website: Dengan mengarahkan traffic dari website lain ke website Anda, Anda dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan engagement.

Berikut beberapa tips untuk membangun jaringan konten pendukung yang solid:

  • Identifikasi target audiens Anda: Siapa yang ingin Anda jangkau dengan konten Anda? Website apa yang mereka baca?
  • Buat daftar website yang relevan: Cari website di niche Anda yang memiliki audiens yang mirip dengan audiens Anda.
  • Hubungi webmaster: Hubungi webmaster website yang ingin Anda ajak bekerja sama dan jelaskan bagaimana Anda dapat saling menguntungkan.
  • Tawarkan konten berkualitas tinggi: Tawarkan untuk menulis artikel tamu, membuat infografis, atau membuat konten lain yang berkualitas tinggi untuk website lain.
  • Berpartisipasi dalam komunitas online: Bergabunglah dengan komunitas online yang terkait dengan niche Anda dan berinteraksilah dengan anggota lain.
  • Promosikan website lain: Bantu promosikan website lain di jaringan Anda dengan membagikan konten mereka di media sosial atau menulis tentang mereka di website Anda.

Membangun jaringan konten pendukung membutuhkan waktu dan usaha, tetapi ini adalah investasi yang berharga untuk jangka panjang.

Dengan membangun hubungan yang kuat dengan website lain, Anda dapat meningkatkan jangkauan, kredibilitas, dan traffic website Anda.

Strategi Cluster Content: Memanen Kekuatan Content Pillar

Konsep inilah yang dikenal dengan strategi cluster content. Cluster content adalah konten-konten yang lebih pendek dan spesifik, yang dibuat berdasarkan topik utama yang dibahas dalam content pillar.

Konten pendukung ini bisa berupa:

  • Blog Post: Artikel yang membahas poin-poin tertentu secara lebih detail, dengan menyertakan link kembali ke content pillar utama.
  • Infografis: Visualisasi data dan informasi yang menarik dan mudah dicerna.
  • Video Tutorial: Konten video yang demonstrasi atau panduan langkah-demi-langkah.
  • Podcast: Diskusi audio yang membahas topik terkait dengan cara yang ringan dan santai.

Dengan saling terhubung, content pillar dan konten pendukung akan menciptakan struktur konten yang terorganisir dan komprehensif.

Pengunjung website dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan, dan Anda pun bisa mengoptimalkan website untuk mesin pencari.

Membuat Konten Pendukung yang Berkualitas

Saat membuat konten pendukung, ingatlah untuk tetap menjaga kualitas dan konsistensi dengan content pillar utama.

Berikut beberapa tips untuk membuat konten pendukung yang efektif:

  • Fokus pada kata kunci long-tail: Kata kunci long-tail adalah frasa pencarian yang lebih spesifik dan memiliki persaingan yang lebih rendah. Ini akan membantu konten pendukung Anda lebih mudah ditemukan oleh audiens yang tepat.
  • Gunakan internal linking: Gunakan link internal untuk menghubungkan konten pendukung ke content pillar utama dan sebaliknya. Ini akan membantu pengunjung website menjelajahi website Anda dengan mudah dan meningkatkan dwell time.
  • Variasikan format konten: Jangan terpaku pada format konten yang sama. Gunakan campuran format teks, gambar, video, dan audio untuk membuat konten yang lebih menarik dan dinamis.

Contoh: Membangun Jaringan Konten Pendukung untuk “Panduan Lengkap Memulai Bisnis Online”

Content pillar “Panduan Lengkap Memulai Bisnis Online” bisa dikembangkan menjadi berbagai konten pendukung yang menarik, misalnya:

  • Seri blog post: “Cara Membuat Rencana Bisnis yang Efektif”, “Pemilihan Platform E-commerce yang Tepat”, “Strategi Pemasaran Online untuk Bisnis Kecil”.
  • Infografis: “10 Langkah Memulai Bisnis Online”, “Checklist untuk Peluncuran Toko Online”.
  • Video tutorial: “Cara Membuat Konten Produk yang Menarik”, “Panduan Iklan Facebook untuk Pemula”.

Dengan jaringan konten pendukung yang solid, website Anda tidak hanya menjadi sumber informasi yang terpercaya, tapi juga berpotensi menjadi mesin konversi yang ampuh.

Pengunjung yang terkesan dengan konten berkualitas tinggi akan lebih mungkin untuk percaya dengan brand Anda dan pada akhirnya, menjadi pelanggan setia.

Strategi Pemeliharaan dan Pembaharuan

Content pillar ibarat bintang di jagat website Anda. Namun, sama seperti bintang yang membutuhkan perawatan agar terus bersinar, content pillar Anda pun perlu dijaga relevansinya.

Berikut beberapa strategi untuk memastikan content pillar Anda tetap menarik dan berharga bagi pembaca:

1. Update Berkala

Dunia digital terus berkembang, begitu juga dengan informasi yang Anda sajikan. Lakukan update berkala pada content pillar Anda untuk memastikan informasinya akurat dan relevan.

Tambahkan data terbaru, tren terkini, dan bahas perkembangan yang terjadi di bidang yang Anda bahas.

2. Amati Performa Konten

Analitik website adalah senjata Anda untuk memantau performa content pillar.

Lihat metrik seperti jumlah pengunjung, waktu baca rata-rata, dan bounce rate untuk mengetahui konten mana yang paling diminati dan mana yang perlu perbaikan.

Gunakan data ini untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbarui atau dikembangkan lebih lanjut.

3. Tanggapi Komentar dan Feedback Pengunjung

Jangan abaikan komentar dan feedback yang diberikan pengunjung pada content pillar Anda.

Tanggapan mereka bisa menjadi sumber ide berharga untuk memperkaya konten Anda. Selain itu, interaksi langsung dengan audiens akan membangun kepercayaan dan loyalitas.

4. Manfaatkan Format Konten yang Berbeda

Ingin membuat content pillar Anda semakin segar? Jangan ragu untuk bereksperimen dengan format konten yang berbeda.

Misalnya, content pillar berupa panduan lengkap bisa diadaptasi menjadi presentasi slide atau serial video pendek yang mudah dicerna di media sosial.

5. Promosikan Content Pillar Anda

Content pillar Anda tidak akan bersinar terang jika tersembunyi di dalam website.

Promosikan content pillar Anda melalui berbagai saluran, seperti media sosial, email marketing, dan kolaborasi dengan website lain.

Promosikan Content Pillar Anda

Semakin banyak orang yang mengetahui content pillar Anda, semakin besar potensinya untuk mendatangkan traffic dan leads.

Dengan menerapkan strategi pemeliharaan dan pembaharuan ini, content pillar Anda akan terus menjadi sumber informasi yang berharga dan aset digital yang tak ternilai bagi website Anda.

1. Bagaimana cara menentukan jenis content pillar yang tepat untuk website saya?

Pemilihan jenis content pillar tergantung pada niche website Anda, target audiens, dan tujuan konten Anda.
Panduan Lengkap (Ultimate Guide): Ideal untuk topik evergreen dan membangun kredibilitas.
Daftar Lengkap (Ultimate List): Cocok untuk informasi ringkas dan gambaran menyeluruh suatu topik.
Studi Kasus (Case Study): Membangun kepercayaan dengan menampilkan pengalaman nyata Anda.
Webinar atau Live Streaming: Strategi terbaik untuk terhubung langsung dengan audiens dan meningkatkan engagement.

2. Berapa lama idealnya sebuah content pillar?

Tidak ada panjang ideal yang baku. Namun, umumnya content pillar berupa panduan lengkap memiliki panjang lebih dari 3.000 kata, sedangkan format lainnya bisa lebih ringkas. Fokuslah pada penyampaian informasi yang komprehensif dan mendalam.

3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan content pillar?

Gunakan analitik website untuk memantau performa content pillar Anda. Beberapa metrik yang bisa diukur antara lain:
Traffic: Jumlah pengunjung yang membaca content pillar Anda.
Engagement: Waktu baca rata-rata, komentar, dan berbagi di media sosial.
Backlink: Seberapa banyak website lain yang mereferensikan content pillar Anda.
Leads: Apakah content pillar berhasil mendatangkan prospek baru?

4. Apakah saya perlu membuat content pillar baru secara berkala?

Fokus utama adalah menjaga content pillar yang ada tetap relevan. Lakukan update berkala dan tambahkan informasi terbaru. Namun, jika niche website Anda berkembang, Anda bisa membuat content pillar baru untuk topik yang relevan.

5. Saya kesulitan membuat content pillar yang menarik. Ada tips khusus?

Fokus pada permasalahan audiens: Pahami tantangan yang dihadapi audiens Anda dan berikan solusi melalui content pillar.
Gunakan gaya penulisan yang menarik: Hindari gaya bahasa yang kaku dan formal. Sisipkan cerita, humor, dan ilustrasi untuk membuat konten lebih hidup.
Gunakan data dan statistik: Data dan statistik akan membuat content pillar Anda lebih kredibel dan meyakinkan.
Visualisasikan konten Anda: Gunakan gambar, infografis, dan video untuk mempercantik content pillar dan memudahkan pembaca memahami informasi.
Dengan perencanaan yang matang, pemilihan jenis yang tepat, dan strategi pemeliharaan yang baik, content pillar akan menjadi senjata rahasia website Anda untuk mendominasi mesin pencari, menarik pengunjung, dan pada akhirnya, mencapai tujuan bisnis Anda.

Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.

You might also like