12 Metode & Strategi Penetapan Harga Jual Untuk Bisnis Baru

Sebagai pebisnis, penting bagi Anda menentukan harga produk atau layanan untuk bisnis Anda. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan strategi penetapan harga, agar bisnis memiliki laba yang banyak.

Tapi, apa dari kalian sudah tau bagaimana strategi penetapan harga ini ?

Nah, sebelum dibahas Anda perlu mengetahui bahwa penetapan harga ini termasuk bagian dari strategi promosi dengan tujuan untuk mengelola harga terkait dengan membeli produk atau layanan yang akan dijual.

Penetapan harga ini juga merupakan pertimbangan penting saat Anda sedang menjual produk, karena dengan harga Anda bisa memengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli.

Selain itu sumber data juga menjelaskan bahwa strategi penetapan harga adalah model atau metode yang digunakan untuk menetapkan harga kompetitif untuk suatu produk atau layanan.

Nah, sangat penting bagi Anda untuk memilih harga yang bisa sesuai dengan konsumen, dan pasar, serta Anda juga bisa memaksimalkan keuntungan agar mendapatkan kinerja yang optimal.

Umumnya, penetapan harga ini bervariasi, tergantung pada perusahaan atau produsen.

Kemudian, menurut sumber bahwa strategi ini sering diabaikan dan diremehkan dalam bisnis. Tapi, jika Anda melakukannya dengan tepat, maka bisnis Anda bisa melejit laris manis, loh!

Oleh karena itu, Anda harus mempertimbangkan dengan cermat untuk menentukan harga produk atau layanan Anda.

Yuk, kita bahas strategi penetapan harga secara detail!

Apa Itu Strategi Penetapan Harga ?

Bahwasannya, proses untuk menentukan harga produk atau layanan lebih baik menggunakan strategi penetapan harga.

Kemudian jika Anda ingin merencanakan bisnis, maka akan lebih baik menggunakan strategi ini agar dapat memandu pengambilan keputusan di berbagai bidang seperti penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan.

Strategi penetapan harga untuk perusahaan akan ditentukan dengan menganalisis pelanggan dan pesaingnya, meneliti tren pasar, memahami permintaan dan preferensi pelanggan, dan mempelajari faktor yang memengaruhi biaya produksi.

Strategi ini yang paling umum yaitu:

  • Penetapan harga premium, artinya memposisikan produk kelas atas dengan harga yang lebih tinggi.
  • Penetapan harga penetrasi, artinya menetapkan harga yang lebih rendah untuk produk baru, dan menarik lebih banyak pelanggan.
  • Penetapan harga loss leader, artinya menetapkan harga yang lebih rendah pada beberapa barang untuk menjual barang dengan margin yang lebih tinggi.
  • Penetapan harga ekonomis, artinya menawarkan produk dasar dengan harga yang sangat rendah.
  • Penetapan harga dinamis, artinya menyesuaikan harga sesuai dengan permintaan atau musim.
  • Penetapan harga gengsi, artinya membebankan harga premium untuk produk dengan nilai superior.

Selain pendekatan tradisional seperti ini, bisnis semakin beralih ke teknologi untuk menilai titik harga yang diinginkan.

Misalnya, perusahaan menetapkan harga bisa menggunakan perangkat lunak analitik. Tujuan penetapan harga dengan teknologi ini agar dapat menentukan berapa harga yang harus dikenakan untuk barang dan jasanya.

Akan tetapi harus berdasarkan faktor penentu seperti kondisi pasar, fluktuasi penawaran/permintaan, tingkat persaingan, pola perilaku pelanggan, standar industri, dan poin data lainnya.

Selanjutnya, strategi ini termasuk pendekatan kuantitatif, yang mana akan membantu perusahaan Anda untuk membuat keputusan yang tepat tentang bauran produk mereka dan tetap kompetitif dari waktu ke waktu.

Perusahaan juga harus memahami pasar mana yang mereka layani untuk menentukan struktur harga yang tepat.

Secara umum, hal ini terbagi menjadi dua kelompok: B2B (bisnis-ke-bisnis) di mana pembeli mementingkan margin keuntungan, sementara konsumen (B2C) memprioritaskan kenyamanan dan aksesibilitas saat melakukan pembelian.

Penetapan harga produk biasanya mempertimbangkan biaya harga produksi, tenaga kerja, iklan, dan margin keuntungan.Sehingga, harga produk atau layanan ini termasuk bagian komponen marketing yang dapat menentukan pendapatan perusahaan.

Jika Anda menetapan harga yang tepat, maka akan menghasilkan permintaan dari pelanggan dan mitra bisnis.

Intinya, menetapkan harga ini termasuk faktor penting dalam mencapai keuntungan bagi pemilik bisnis.

Faktor Untuk Penetapan Harga

Sebelum Anda mengetahui strategi penetapan harga, Anda harus paham apa saja faktor untuk penentu harga ?

1. Biaya

Faktor pertama yang perlu dipertimbangkan sebelum produk Anda akan dijual yaitu biaya.

Dalam hal ini Anda akan berkaitan dengan biaya produksi, yang dapat mencakup bahan baku, tenaga kerja, sewa, peralatan produksi, biaya pengiriman, dan biaya lain yang terkait dengan pengangkutan produk ke lokasi pemasaran.

Nah, Untuk menentukan harga, tetapkan harga jual yang lebih tinggi dari biaya produksi rata-rata.

Karena, semakin besar selisih harga jual dari biaya produksinya, semakin besar pula keuntungannya, dilansir sumber prodsmart.

Faktor Untuk Penetapan Harga yaitu biaya

2. Pelanggan

Selanjutnya, saat menentukan harga jual produk, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan pelanggan.

Tak hanya itu, Anda juga perlu menganalisis permintaan produk yang akan dijual nantinya, dan menyesuaikan harga. Dengan begitu agar Anda dapat meningkatkan penjualan.

Pada umumnya, calon pelanggan yang mencari produk murah cenderung menganggap harga murah sebagai indikasi kualitas produk yang buruk.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pelanggan potensial saat menetapkan harga jual untuk produk atau layanan Anda.

3. Jenis Produk

Nah, selanjutnya Anda harus mengidentifikasi jenis produk apa yang dijual dan tentukanlah harganya dengan tepat. Jika produknya bersifat massal, tetapkan harga berdasarkan harga rata-rata pasar atau pesaing.

Jika produk yang dijual berbeda, maka Anda harus mempertimbangkannya dengan menetapkan harga premium.

Pelanggan biasanya memiliki ekspektasi kualitas yang lebih tinggi ketika titik harga relatif tinggi, yang sejalan dengan pepatah bahwa “ada harga ada rupa”, ya!

4. Target Pasar

Kemudian, Anda juga perlu mempertimbangkan target pasar Anda.

Anda bisa memeriksa harga dari kompetitor yang menyediakan produk atau layanan, seperti lokasi, bahan baku dan pertimbangan lainnya yang memengaruhi harga jual produk.

Menerapkan rencana ini, Anda akan mencapai pendapatan rata-rata yang diinginkan, hingga biaya produksi bisa diminimalisir.

5. Kompetitor

Jika Anda memeriksa produk dan layanan dari kompetitor, maka akan mendapatkan informasi yang berguna untuk menentukan harga produk yang akan dijual Anda.

Saat memberikan harga, Anda bisa memberi dengan harga dibawahnya, sama, atau bisa lebih tinggi dari harga pasar rata-rata pesaing.

Opsi-opsi ini bisa disesuaikan dengan produk Anda dan tujuan bisnis.

Tenang saja, setiap harga jual produk yang telah dipertimbangkan dengan cermat akan menentukan keberhasilannya di pasar.

Intinya, strategi ini merupakan cara yang sempurna. Selain itu, Anda bisa melakukan dengan mengumpulkan informasi yang relevan dan memahami faktor-faktor yang relevan.

6. Elastisitas Harga

Memahami elastisitas harga merupakan cara yang keren untuk konsumen terhadap perubahan harga.

Wikipedia menjelaskan, elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) merupakan ukuran perubahan harga suatu barang untuk memengaruhi jumlah barang yang diminta oleh konsumen.

Hal ini bisa dinyatakan secara matematis, dilansir dari sumber investopedia :

Elastisitas Harga Permintaan = Persentase Perubahan Kuantitas Diminta ÷ Persentase Perubahan Harga

Nah, sebelum menerapkan strategi ini, penting untuk menggunakan elastisitas harga untuk menganalisis dampak perubahan harga terhadap penawaran dan permintaan.

Elastisitas harga permintaan terjadi ketika perubahan harga kecil akan menghasilkan perubahan lebih besar sesuai dengan jumlah yang diminta. Misalnya, saat penurunan harga sebesar 5%, maka bisa juga menyebabkan peningkatan permintaan lebih dari 5%.

Daya tanggap konsumen mengenai elastisitas harga akan berdampak pada kebijakan penetapan harga, misalnya permintaan yang elastis dapat menghasilkan harga yang lebih rendah daripada pesaing.

7. Siklus Hidup Produk

Selanjutnya ada siklus hidup produk yang dapat digunakan untuk menggambarkan tahapan melalui produk atau layanan selama masa pakainya.

Ada empat tahap siklus hidup produk yang meliputi perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Setiap tahap memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal volume penjualan, permintaan pasar, dan basis pelanggan.

Memahami siklus hidup produk dapat membantu pemasar untuk merencanakan strategi yang lebih baik untuk setiap tahap pengembangan produknya.

Mulai dari tahap pengenalan dalam siklus hidup produk ini yaitu tahap di mana produk baru diluncurkan ke pasar. Kemudian tahap ini, produk biasanya memiliki volume penjualan yang rendah tetapi memiliki kesadaran dan minat yang tinggi dari pelanggan karena kebaruannya.

Nah, pada kegiatan promosi ini juga bisa dilakukan ditahap ini tujuannya untuk dapat menarik perhatian calon pembeli terhadap produk baru.

Tahap kedua yaitu tahap pertumbuhan, tahap ini hampir sama atau mengikuti dengan tahap perkenalan di mana penjualan mulai meningkat dengan cepat seiring dengan meningkatnya permintaan seiring berjalannya waktu.

Selama masa ini, perusahaan fokus pada perluasan promosi pemasaran mereka dan mencakup basis konsumen yang lebih luas dengan campaign iklan yang menargetkan setiap demografi berbeda.

Tahap ketiga yaitu tahap kedewasaan, artinya ketika permintaan stabil dan penggunaan telah mencapai puncaknya.

Terakhir tahap penurunan, ketika pola konsumsi cenderung menurun, maka penjualan akan menurun secara signifikan hingga tidak ada lagi konsumen yang membelinya. Selain itu juga produk akan menjadi usang di pasar saat ini.

Siklus Hidup Produk

Bagaimana Strategi Penetapan Harga yang Benar ?

Pada strategi ini harus menggunakan pendekatan sesuai dengan sektor industri, tren, target pasar, dan sumber daya yang tersedia.

Meskipun masing-masing memiliki kelebihan, penting untuk memahami bahwa metode penetapan harga yang efektif ini membutuhkan pengembangan dan penyesuaian yang konstan dalam menanggapi perubahan pasar dan kebutuhan konsumen.

Menggabungkan strategi ini dengan bijak dapat meningkatkan keuntungan, seperti menawarkan paket loyalitas dengan harga yang kompetitif kepada pelanggan baru, atau memberikan diskon selama periode sedang berlangsung.

Untuk memaksimalkan potensi pendapatan tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan, penting untuk memahami kebiasaan pelanggan dan pergerakan pesaing saat menerapkan strategi penetapan harga yang optimal.

Intinya, jika Anda menggunakan strategi yang tepat ini, maka Anda mendapatkan keuntungan dalam bisnis. Yuk, simak berikut ini ada 12 strategi penetapan harga agar tidak rugi:

1. Loss Leader Pricing

Menurut sumber shopify, bahwa loss leader pricing ini merupakan strategi pemasaran yang menetapkan harga produk lebih rendah daripada biaya produksinya untuk menarik pelanggan baru atau untuk menjual produk tambahan kepada pelanggan.

Perusahaan biasanya menggunakan loss leader pricing saat mereka memasuki pasar baru atau berusaha meningkatkan pangsa pasar.

Nah, tujuan utama dari loss leader pricing ini adalah untuk meningkatkan brand awareness, membangun loyalitas pelanggan, dan mendapatkan pangsa pasar.

Selain itu, strategi penetapan harga loss leader ini termasuk strategi yang relatif mudah diatur.

Dikutip sumber artikel, bahwa competition based pricing merupakan model penetapan harga di mana poin harga Anda sangat dipengaruhi oleh pesaing Anda.

2. Competition-Based Pricing

Selain itu, competition based pricing juga digunakan oleh organisasi dengan menggunakan penetapan harga berbasis persaingan untuk membandingkan harga.

Adanya hal ini juga, Anda juga menetapkan titik harga yang sesuai dan memenuhi harapan pelanggan, sekaligus memungkinkan organisasi untuk tetap kompetitif atau mendapatkan keuntungan.

Teknik penetapan harga ini melibatkan analisis pesaing, mengevaluasi penawaran mereka dan pada akhirnya memilih harga berdasarkan temuan. Hal ini juga melibatkan detail seperti produk yang dibundel, diskon, dan jenis promosi lainnya.

Competition Based Pricing

3. Dynamic Pricing

Wikipedia menjelaskan bahwa dynamic pricing merupakan strategi penetapan harga di mana bisnis ditetapkan dengan harga fleksibel agar produk atau layanannya sesuai dengan permintaan pasar saat ini.

Nah, bisnis sendiri juga bisa diubah harganya berdasarkan algoritme yang mempertimbangkan harga pesaing, penawaran dan permintaan, serta faktor eksternal lainnya di pasar.

Praktik harga dinamis ini ada di beberapa industri seperti perhotelan, pariwisata, hiburan, ritel, listrik, dan transportasi umum.

Setiap industri mengambil pendekatan yang sedikit berbeda terhadap penetapan harga dinamis berdasarkan kebutuhan masing-masing dan permintaan akan produk.

Penetapan harga dinamis juga melibatkan pertimbangan faktor-faktor seperti data waktu nyata tentang permintaan konsumen, harga pesaing, dan biaya yang terkait dengan produksi barang atau jasa.

Bisnis dapat memanfaatkan teknologi pintar seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka untuk mendapatkan dampak yang maksimal.

Dengan menilai kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu, bisnis akan lebih mampu mengantisipasi perilaku pelanggan mereka dan mengubah harga mereka untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Ada beberapa manfaat yang didapat dari penetapan harga dinamis, seperti menurunkan harga saat permintaan rendah dan menaikkannya saat permintaan meningkat.

Hal ini juga dapat membantu bisnis Anda untuk mempertahankan pelanggan jangka panjang sambil mendapatkan pelanggan baru dengan menawarkan harga yang lebih rendah diwaktu-waktu tertentu.

Kemudian Anda bisa membangun loyalitas di antara pelanggan, ketika mereka akan menerima diskon khusus diwaktu-waktu tertentu di bulan atau tahun tertentu, hingga bisa memberikan ketenangan bagi bisnis.

4. High-Low Pricing

Corporate finance institute menjelaskan bahwa high low pricing merupakan strategi penetapan harga di mana perusahaan mengandalkan promosi penjualan untuk mendorong pembelian konsumen.

Dengan kata lain, ini adalah strategi penetapan harga di mana perusahaan awalnya mengenakan harga tinggi untuk suatu produk dan kemudian menurunkan harga melalui promosi, penurunan harga, atau obral.

Dengan strategi ini, harga produk bergantian antara “tinggi” dan “rendah” selama periode waktu tertentu.

High low pricing ini melibatkan penawaran harga promosi sebagai cara untuk menarik pelanggan agar bertindak sebelum penawaran berakhir, dengan harapan mereka juga akan membeli barang lain dengan harga penuh.

Bisnis dapat menunjukkan apresiasi kepada pelanggan setia mereka dan menarik pelanggan baru dengan menawarkan diskon, sementara pembeli akan dapat menghemat banyak uang jika mereka mengambil keuntungan saat penawaran tersebut.

5. Basing-Point Pricing

Basing point pricing merupakan strategi penetapan harga geografis di mana perusahaan menentukan biaya untuk barang yang dijual, ditambah biaya pengiriman tambahan yang dihitung berdasarkan jarak pelanggan dari titik awal, atau “titik dasar”.

Pembeli yang terletak lebih dekat ke titik pangkalan membayar lebih sedikit untuk pengiriman daripada yang berbasis lebih jauh.

Struktur ini bekerja dengan baik untuk barang dan jasa yang harus menempuh jarak cukup jauh, seperti produk minyak bumi, bahan bakar jet, kayu, batu bara, dan baja.

Harga resmi suatu produk atau jasa dapat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Namun, dalam penetapan harga titik dasar, semua harga di semua lokasi didasarkan pada titik asal yang sama.

Nah, pembeli yang berlokasi dekat dengan kota asal dapat memperoleh keuntungan dari pengurangan biaya transportasi, sementara mereka yang lebih jauh mungkin membayar lebih untuk pengiriman.

Ketika menerapkan penetapan harga basing-point, perusahaan perlu mempertimbangkan tradeoff tertentu.

Perubahan kondisi ini dapat menyebabkan fluktuasi harga, tetapi juga memungkinkan efisiensi dan stabilitas yang lebih besar di dalam pasar karena semua pemain menggunakan metode pemecahan masalah yang konsisten saat menentukan harga.

Memanfaatkan harga titik dasar dapat memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan estimasi biaya pengiriman yang lebih akurat saat melakukan pembelian.

6. Captive Pricing

Menurut sumber fast spring, bahwa captive pricing merupakan konsep yang membingungkan bagi banyak orang, tetapi dalam praktiknya, ini relatif sederhana.

Penetapan harga captive paling efektif ketika basis pelanggan memiliki pilihan terbatas untuk jenis produk atau layanan yang dibutuhkannya.

Perusahaan juga dapat menggunakan strategi penetapan harga captive melalui bundling layanan bersama dengan harga diskon dan membuat penawaran promosi eksklusif yang hanya tersedia untuk pelanggan tertentu.

Intinya, captive pricing ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan skala ekonomi karena mereka berkonsentrasi pada pasar tertentu daripada memiliki biaya pemasaran yang tinggi.

Selain itu juga, Anda dapat menargetkan audiens yang besar dengan kebutuhan dan preferensi yang berbeda.

Perusahaan yang menggunakan captive pricing ini perlu memahami siapa pelanggan yang ditargetkan sehingga mereka dapat mengembangkan rencana khusus yang disesuaikan dengan mereka, seperti diskon atau program hadiah lainnya.

Captive Pricing

7. Skimming Pricing

Skimming pricing ini merupakan strategi penetapan harga produk di mana perusahaan mengenakan harga awal tertinggi yang akan dibayar pelanggan dan kemudian menurunkannya dari waktu ke waktu.

Ketika permintaan pelanggan pertama terpuaskan dan persaingan memasuki pasar, perusahaan akan menurunkan harga untuk menarik segmen populasi lain yang lebih sensitif terhadap harga.

Selain itu, penetapan harga skimming mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dalam produk mereka untuk menjustifikasi daftar harga yang semakin tinggi dan membedakan pilihan mereka dari yang dirilis oleh pesaing.

Banyak organisasi juga menggunakan praktik ini ketika meluncurkan barang baru di mana model awal yang mahal digantikan dengan barang yang lebih ramah di kantong setelah proses produksi disempurnakan dan disederhanakan dengan efisiensi.

Menggunakan strategi penetapan harga seperti ‘permainan harga’ dapat bermanfaat bagi bisnis dan konsumen.

Karena strategi ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan variasi geografis, menargetkan demografi yang relevan, dan menyesuaikan struktur harga dari waktu ke waktu tergantung pada permintaan.

8. Penetration Pricing

Penetration pricing merupakan strategi pemasaran yang digunakan oleh bisnis untuk menarik pelanggan ke produk atau layanan baru dengan menawarkan harga yang lebih rendah selama penawaran awal.

Harga yang lebih rendah membantu produk atau layanan baru menembus pasar dan menarik pelanggan menjauh dari pesaing.

Harga penetrasi pasar bergantung pada strategi menggunakan harga rendah pada awalnya untuk membuat banyak pelanggan mengetahui produk baru.

Setelah produk mendapatkan daya tarik, perusahaan akan sering menaikkan harga karena permintaan meningkat dan pasokan menjadi langka.

Namun, perlu dicatat bahwa perlu ada keseimbangan yang tepat antara harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan dan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi setiap barang.

Jika harga tidak dijaga agar tetap kompetitif, pelanggan mungkin memutuskan bahwa mereka tidak membutuhkan barang tersebut atau hanya mencari di tempat lain untuk mendapatkan penawaran yang lebih baik.

Penetration pricing sangat berguna saat meluncurkan produk ke pasar yang kompetitif atau saat bersaing dengan pemain yang sudah mapan dalam suatu industri.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola persaingan dengan lebih baik dengan menawarkan harga yang kompetitif dibandingkan dengan organisasi yang lebih besar dan menarik pelanggan baru dari mereka.

Kemudian, usaha kecil yang mampu mengakses proses produksi atau metode distribusi yang efisien mungkin memiliki keunggulan dalam persaingan, sehingga memungkinkan mereka untuk mengurangi biaya.

Secara keseluruhan, harga penetrasi ini adalah strategi yang efektif untuk membantu usaha kecil dengan cepat masuk ke pasar baru sehingga memberikan mereka visibilitas yang lebih besar, loyalitas pelanggan, dan peluang distribusi yang lebih luas di masa depan.

9. Markup

Wikipedia menjelaskan mengenai markup bahwa terdapat perbedaan antara harga jual barang atau jasa dan biaya. Ini sering dinyatakan sebagai persentase dari biaya.

Markup juga ditambahkan ke dalam total biaya yang dikeluarkan oleh produsen barang atau jasa untuk menutupi biaya menjalankan bisnis dan menciptakan keuntungan.

Total biaya mencerminkan jumlah total biaya tetap dan variabel untuk memproduksi dan mendistribusikan suatu produk.

Markup dapat dinyatakan sebagai jumlah tetap atau sebagai persentase dari total biaya atau harga jual. Markup eceran biasanya dihitung sebagai selisih antara harga grosir dan harga eceran, sebagai persentase dari harga grosir.

Adapun rumus markup yaitu: Harga Jual (X)= Biaya Beli Produk + Markup

Nilai markup dapat dinyatakan dalam bentuk persentase dengan menerapkan rumus perhitungan berikut: Persentase Mark Up = x 100

10. Penetapan BEP

Berdasarkan laman Investopedia, bahwa breakeven price (BEP) adalah tolok ukur untuk perdagangan atau investasi, dan ini dihitung dengan membandingkan harga pasar suatu aset dengan biaya aslinya.

Jika kedua harga ini sama, maka titik impas telah tercapai.

Rumus yang digunakan adalah Total Biaya Tetap / (Pendapatan – Biaya Variabel). Biaya tetap adalah biaya yang tetap konstan terlepas dari hasil produksi; biaya ini termasuk sewa, pajak, asuransi, dan sebagainya.

Biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada jumlah produksi. Lalu, biaya bahan baku adalah sendiri merupakan contoh biaya variabel.

Penetapan BEP

11. Analisis kompetitor

Analisis pesaing yang digunakan untuk penetapan harga ini merupakan proses menilai harga dan model bisnis pesaing untuk mengukur lanskap persaingan pasar secara objektif.

Melalui analisis pesaing, perusahaan dapat lebih memahami saingan mereka, menentukan harga yang sesuai, mengidentifikasi peluang untuk membedakan produk, dan mengambil langkah untuk mengoptimalkan harga.

Analisis ini membantu perusahaan meninjau harga pesaing untuk membandingkan harga dengan lebih baik terhadap pesaing, segmen atau pasar lain, serta menganalisis perubahan dari waktu ke waktu.

Jenis analisis ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui jenis penawaran apa yang mendorong tingkat pendapatan tertinggi, siapa yang memiliki daya tarik paling besar dengan pelanggan dan seberapa sering pelanggan tersebut melakukan transaksi bisnis.

Selain itu, dengan menganalisis strategi penetapan harga pesaing, perusahaan dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana penetapan harga yang agresif berdampak pada loyalitas pelanggan.

Ketika melakukan analisis pesaing untuk penetapan harga, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain kesadaran merek, posisi kompetitif, segmen pelanggan yang ditargetkan, dan fitur produk dibandingkan dengan pesaing.

Penting juga untuk melihat ulasan online dari pelanggan yang dapat memberikan lebih banyak nuansa mengenai penawaran pesaing dibandingkan dengan penawaran tingkat dasar yang telah diuraikan.

Terakhir, memahami niat pembelian dan skor kecenderungan bersama dengan keinginan/kebutuhan pelanggan yang penting dapat membantu perusahaan mempertajam proposisi harga mereka dibandingkan dengan pesaing.

Lakukan analisis pesaing yang komprehensif untuk menginformasikan strategi Anda sendiri, menargetkan segmen pasar secara efektif, dan tetap berada dalam parameter anggaran.

12. Riset Permintaan Pasar

Riset permintaan pasar dalam penetapan harga adalah studi terperinci tentang permintaan barang dan jasa di pasar atau wilayah tertentu.

Riset ini mensurvei pelanggan potensial dan menganalisis respons mereka untuk membantu menentukan penawaran dan permintaan produk atau layanan.

Penelitian harga ini dapat dilakukan secara online maupun offline dengan mengumpulkan umpan balik pelanggan dari berbagai sumber.

Dengan memanfaatkan statistik, tren, umpan balik kualitatif dari pelanggan, analisis kompetitif, serta metode analisis pasar, perusahaan dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana harga memengaruhi volume penjualan.

Kemudian,riset permintaan pasar ini biasanya mencakup sejumlah teknik seperti survei, kelompok fokus, wawancara dengan pelanggan potensial; mengevaluasi data pelanggan, menggunakan model statistik, dan bereksperimen dengan harga.

Untuk menghasilkan hasil yang dapat diandalkan, teknik-teknik ini harus didasarkan pada data berkualitas tinggi yang dapat diandalkan untuk memastikan evaluasi menyeluruh dari semua sudut yang mempengaruhi dinamika persaingan.

Riset Permintaan Pasar

Nah, itu dia penjelasan mengenai strategi penetapan harga kompetitif. Semoga bisnis Anda bisa memberikan harga yang terbaik buat calon konsumennya hingga bisa laris manis!

Strategi Penetapan Harga Adalah

jika Anda ingin merencanakan bisnis, maka akan lebih baik menggunakan strategi ini agar dapat memandu pengambilan keputusan di berbagai bidang seperti penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan.
Strategi penetapan harga untuk perusahaan akan ditentukan dengan menganalisis pelanggan dan pesaingnya, meneliti tren pasar, memahami permintaan dan preferensi pelanggan, dan mempelajari faktor yang memengaruhi biaya produksi.

Penetapan Harga Break-Even Adalah

Breakeven price (BEP) adalah tolok ukur untuk perdagangan atau investasi, dan ini dihitung dengan membandingkan harga pasar suatu aset dengan biaya aslinya.

Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.

You might also like