Apa Itu Neural Network: Cara Kerja dan Aplikasinya

Pernahkah Anda terpikir, bagaimana smartphone Anda bisa mengenali wajah Anda untuk membuka kunci? Atau, bagaimana aplikasi streaming musik bisa merekomendasikan lagu yang Anda sukai?

Di balik keajaiban teknologi ini, ada teknologi canggih yang terinspirasi oleh hal paling kompleks di dunia yaitu otak manusia.

Teknologi itu bernama jaringan saraf tiruan (JST) atau neural network 

Sudah tau belum, apa itu neural network atau jaringan saraf tiruan (JST)?

Jaringan saraf tiruan adalah sistem komputasi yang terinspirasi oleh struktur dan fungsi jaringan saraf biologis. Ia terdiri dari unit pemrosesan informasi sederhana yang saling terhubung, seperti halnya neuron di otak kita.

Hebatnya, JST bisa “belajar” dan meningkatkan kemampuannya sendiri melalui proses yang disebut learning.

Dengan kata lain, JST bisa menganalisis data dan mengenali pola-pola di dalamnya, sehingga ia bisa membuat keputusan dan prediksi yang semakin akurat seiring berjalannya waktu.

Nah, untuk lebih jelasnya mengenai Neural Network. Yuk simak berikut!

Apa Itu Neural Network

Neural Network atau jaringan syaraf tiruan (JST) adalah program machine learning yang terinspirasi oleh struktur dan fungsi jaringan syaraf biologis di otak manusia. Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari lapisan node, atau neuron buatan, yang saling terhubung.

Mirip dengan neuron di otak kita, jaringan syaraf tiruan ini bisa belajar dan meningkatkan akurasinya seiring waktu.

Jaringan syaraf tiruan banyak digunakan dalam kecerdasan buatan (AI) untuk berbagai macam tugas, seperti pengenalan gambar, penterjemahan bahasa, dan pengenalan suara.

Menyingkap Misteri: Cara Kerja Jaringan Saraf Tiruan 

Bayangkan otak Anda sebagai jaringan jalan raya yang luas. Informasi mengalir melalui jalur-jalur saraf, melewati berbagai persimpangan dan sinapsis (penghubung antar neuron) sebelum sampai ke tujuannya.

Jaringan saraf tiruan bekerja dengan cara yang mirip. Ia disusun oleh lapisan-lapisan neuron buatan yang terhubung satu sama lain.

Lapisan Input:

Dalam kasus tersebut, data gambar kucing yang berupa nilai piksel dimasukkan ke dalam lapisan input JST.

Setiap piksel pada gambar direpresentasikan oleh nilai numerik, dan nilai-nilai ini kemudian diolah oleh neuron-neuron di lapisan input.

Proses selanjutnya adalah neuron-neuron di lapisan input meneruskan sinyal ke lapisan tersembunyi.

Di lapisan tersembunyi, terjadi proses pengolahan data yang lebih kompleks, di mana neuron-neuron saling terhubung dan saling bertukar informasi.

Lapisan tersembunyi ini dapat terdiri dari beberapa tingkatan, dan semakin banyak tingkatannya, semakin kompleks pula pengolahan datanya.

Pada akhirnya, hasil pengolahan data dari lapisan tersembunyi diteruskan ke lapisan output.

Di lapisan output, JST akan menghasilkan prediksinya, dalam hal ini adalah identifikasi apakah gambar tersebut menunjukkan kucing atau bukan. Semakin banyak data yang digunakan untuk melatih JST, semakin akurat pula prediksinya.

Perlu diingat bahwa ini adalah penjelasan yang sangat sederhanakan tentang cara kerja JST. Dalam praktiknya, JST dapat memiliki arsitektur yang jauh lebih kompleks dengan berbagai jenis neuron dan fungsi aktivasi yang berbeda-beda.

Berikut beberapa poin penting tentang bagaimana data dimasukkan ke dalam JST:

  • Lapisan input menerima data mentah dan meneruskannya ke lapisan tersembunyi.
  • Lapisan tersembunyi mengolah data secara kompleks dan meneruskannya ke lapisan output.
  • Lapisan output menghasilkan prediksi berdasarkan pengolahan data dari lapisan tersembunyi.
  • Semakin banyak data yang digunakan untuk melatih JST, semakin akurat pula prediksinya.

Lapisan Tersembunyi:

Lapisan tersembunyi memang merupakan “otak” dari JST. Di sinilah letak kecanggihan dan kemampuan JST untuk mempelajari pola-pola kompleks dalam data.

Informasi dari lapisan input, yang telah direpresentasikan sebagai nilai numerik, dialirkan ke neuron-neuron di lapisan tersembunyi. Setiap neuron memiliki fungsi aktivasi yang menentukan bagaimana neuron tersebut akan merespon input.

Di setiap tingkatan lapisan tersembunyi, neuron-neuron saling terhubung dan saling bertukar informasi.

Koneksi antar neuron ini memiliki bobot yang menentukan seberapa besar pengaruh satu neuron terhadap neuron lainnya. Bobot-bobot ini yang dipelajari selama proses pelatihan JST.

Proses pembelajaran ini melibatkan penyesuaian bobot-bobot koneksi antar neuron secara berulang.

JST berusaha meminimalkan kesalahan prediksinya dengan memperbarui bobot-bobot ini berdasarkan data yang diberikan.

Semakin banyak data yang digunakan untuk melatih JST, semakin baik pula kemampuannya dalam mengenali pola-pola dalam data.

Berikut beberapa poin penting tentang peran penting lapisan tersembunyi dalam JST:

  • Pengolahan informasi yang kompleks: Lapisan tersembunyi memungkinkan JST untuk memproses informasi secara non-linear dan kompleks, yang tidak dapat dilakukan oleh model pembelajaran mesin tradisional.
  • Pembelajaran pola: JST mempelajari pola-pola dalam data melalui penyesuaian bobot-bobot koneksi antar neuron di lapisan tersembunyi.
  • Peningkatan akurasi prediksi: Semakin banyak data yang digunakan untuk melatih JST, semakin baik pula kemampuannya dalam mengenali pola-pola dan menghasilkan prediksi yang akurat.

Contohnya, dalam kasus pengenalan gambar kucing, neuron-neuron di lapisan tersembunyi mungkin belajar untuk mengenali fitur-fitur tertentu pada gambar kucing, seperti bentuk telinga, kumis, atau pola bulu.

Lapisan tersembunyi inilah yang memungkinkan JST untuk mengidentifikasi gambar kucing dengan tingkat akurasi yang tinggi, bahkan pada gambar yang buram atau memiliki noise.

Lapisan Output:

Setelah melalui proses pembelajaran dan penyesuaian bobot di lapisan tersembunyi, informasi yang telah diolah dan dipelajari oleh JST akan dialirkan ke lapisan output.

Di lapisan inilah JST akan menghasilkan “keputusan akhir”, seperti mengklasifikasikan gambar sebagai kucing atau bukan kucing, menerjemahkan teks dari satu bahasa ke bahasa lain, atau memprediksi harga saham di masa depan.

Pada lapisan output, terdapat neuron-neuron yang menghasilkan nilai numerik yang merepresentasikan prediksi JST. Nilai-nilai ini kemudian diinterpretasikan berdasarkan tugas yang ingin dilakukan.

Contohnya, dalam kasus pengenalan gambar kucing, neuron di lapisan output akan menghasilkan nilai yang mendekati 1 jika gambar tersebut diklasifikasikan sebagai kucing, dan nilai yang mendekati 0 jika gambar tersebut diklasifikasikan sebagai bukan kucing.

Proses pengambilan keputusan di lapisan output ini juga dipengaruhi oleh fungsi aktivasi yang digunakan oleh neuron-neuron di lapisan tersebut.

Berikut beberapa poin penting tentang peran penting lapisan output dalam JST:

  • Penghasil keputusan akhir: Lapisan output menghasilkan prediksi atau keputusan akhir berdasarkan informasi yang telah diolah oleh lapisan tersembunyi.
  • Interpretasi nilai: Nilai numerik yang dihasilkan oleh neuron-neuron di lapisan output diinterpretasikan berdasarkan tugas yang ingin dilakukan.
  • Fungsi aktivasi: Fungsi aktivasi di lapisan output menentukan bagaimana neuron-neuron tersebut merespon input dan menghasilkan nilai prediksi.

Pada akhirnya, akurasi prediksi JST sangat bergantung pada kualitas data yang digunakan untuk melatihnya dan arsitektur JST yang dipilih.

Semakin banyak data yang digunakan dan semakin kompleks arsitektur JST, semakin baik pula kemampuannya dalam menghasilkan prediksi yang akurat.

Proses belajar dalam JST melibatkan algoritma yang kompleks. Salah satu yang paling popular adalah backpropagation. Ingin tahu cara kerjanya? Bayangkan Anda sedang melatih anak anjing untuk mengambil bola.

Jika anjing tersebut mengambil bola dengan benar, Anda akan memberinya hadiah (menyesuaikan bobot positif). Sebaliknya, jika ia mengambil benda lain, Anda akan memberinya koreksi (menyesuaikan bobot negatif).

Proses serupa terjadi dalam JST. Algoritma backpropagation akan membandingkan output aktual dengan output yang diinginkan, kemudian menyesuaikan bobot di setiap lapisan secara bertahap untuk meminimalkan kesalahan.

Semakin banyak JST dilatih dengan data, semakin akurat kemampuannya dalam mengenali pola dan membuat keputusan.

proses pembelajaran dan penyesuaian bobot di lapisan tersembunyi,
People holding connected copy space circle icons illustration

Jaringan Saraf Tiruan: Lebih dari Sekedar Sains Fiksi 

Jaringan saraf tiruan bukan lagi konsep fiksi ilmiah. Ia telah menjadi teknologi yang terintegrasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita lihat beberapa contohnya:

Pengenalan Wajah:

Teknologi pengenalan wajah pada smartphone menggunakan JST yang telah dilatih dengan ribuan gambar wajah Anda untuk membedakannya dengan wajah orang lain.

JST ini umumnya terdiri dari beberapa lapisan, termasuk lapisan input, lapisan tersembunyi, dan lapisan output.

Proses pengenalan wajah dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pengambilan gambar: Kamera smartphone mengambil gambar wajah Anda.
  2. Pemrosesan gambar: Gambar wajah diproses untuk mengekstraksi fitur-fitur penting, seperti bentuk mata, hidung, dan mulut.
  3. Pengolahan JST: Fitur-fitur wajah dimasukkan ke dalam JST yang telah dilatih dengan ribuan gambar wajah Anda.
  4. Perhitungan jarak: JST menghitung jarak antara fitur-fitur wajah Anda dengan fitur-fitur wajah di database.
  5. Pengambilan keputusan: Jika jarak antara fitur-fitur wajah Anda dengan fitur-fitur wajah di database cukup kecil, JST akan memutuskan bahwa wajah tersebut adalah wajah Anda dan smartphone akan dibuka kuncinya.

Keunggulan teknologi pengenalan wajah:

  • Mudah digunakan: Pengenalan wajah umumnya lebih mudah digunakan daripada metode autentikasi lainnya, seperti PIN atau pola.
  • Cepat: Pengenalan wajah umumnya lebih cepat daripada metode autentikasi lainnya.
  • Aman: Pengenalan wajah umumnya dianggap lebih aman daripada metode autentikasi lainnya, karena sulit untuk memalsukan wajah seseorang.

Kekurangan teknologi pengenalan wajah:

  • Biaya: Teknologi pengenalan wajah umumnya lebih mahal daripada metode autentikasi lainnya.
  • Privasi: Penggunaan teknologi pengenalan wajah menimbulkan kekhawatiran privasi, karena data wajah dapat digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi individu.
  • Akurasi: Akurasi teknologi pengenalan wajah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pencahayaan, sudut pandang, dan penggunaan aksesoris.

Secara keseluruhan, teknologi pengenalan wajah adalah teknologi yang canggih dan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan penggunaan smartphone.

Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi ini memiliki beberapa kekurangan dan kekhawatiran privasi yang perlu dipertimbangkan.

Teknologi pengenalan wajah pada smartphone menggunakan JST
man face scan biometric digital technology vector illustration

Rekomendasi:

JST (Jaringan Saraf Tiruan) memainkan peran penting dalam sistem rekomendasi yang banyak digunakan di berbagai platform, seperti Netflix, Spotify, dan YouTube.

JST mampu menganalisis data riwayat tontonan, lagu yang didengarkan, atau pembelian Anda, dan kemudian merekomendasikan konten yang sesuai dengan preferensi Anda.

Prosesnya kurang lebih seperti ini:

1. Pengumpulan data: Platform ini mengumpulkan data tentang aktivitas Anda, seperti film dan acara TV yang Anda tonton, lagu yang Anda dengarkan, atau produk yang Anda beli.

2. Pemrosesan data: Data ini kemudian diolah dan diubah menjadi format yang dapat dipahami oleh JST.

3. Pelatihan JST: JST dilatih dengan sejumlah besar data pengguna lain untuk mempelajari pola dan preferensi umum.

4. Pembuatan rekomendasi: Ketika Anda menggunakan platform, JST menganalisis data riwayat Anda dan data pengguna lain yang serupa untuk menghasilkan rekomendasi konten yang menurutnya Anda sukai.

5. Penyempurnaan rekomendasi: Seiring Anda terus menggunakan platform dan memberikan umpan balik (misalnya, dengan memberi peringkat atau menyukai konten), JST akan terus belajar dan menyempurnakan rekomendasinya agar lebih sesuai dengan selera Anda.

Keuntungan menggunakan JST dalam sistem rekomendasi:

  • Rekomendasi yang lebih personal: JST dapat menganalisis data Anda dengan lebih detail dan akurat dibandingkan dengan sistem rekomendasi tradisional, sehingga menghasilkan rekomendasi yang lebih sesuai dengan preferensi Anda.
  • Kemampuan belajar dan beradaptasi: JST dapat terus belajar dan beradaptasi dengan preferensi Anda seiring waktu, sehingga rekomendasinya akan selalu up-to-date.
  • Penemuan konten baru: JST dapat membantu Anda menemukan konten baru yang mungkin Anda sukai tetapi belum pernah Anda temukan sebelumnya.

Kekurangan menggunakan JST dalam sistem rekomendasi:

  • Ketergantungan pada data: JST membutuhkan banyak data untuk dapat menghasilkan rekomendasi yang akurat. Jika data Anda terbatas, rekomendasinya mungkin tidak terlalu akurat.
  • Potensi bias: JST dapat mencerminkan bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya. Hal ini dapat menyebabkan rekomendasi yang tidak adil atau diskriminatif.
  • Kurangnya transparansi: Sulit untuk mengetahui bagaimana JST menghasilkan rekomendasinya, sehingga sulit untuk memahami mengapa JST merekomendasikan konten tertentu kepada Anda.

Penerjemah Bahasa:

JST (Jaringan Saraf Tiruan) memang berperan penting dalam aplikasi penerjemah bahasa modern.

Berbeda dengan penerjemah tradisional yang menggunakan aturan dan kamus statis, JST dilatih dengan data teks dalam berbagai bahasa yang sangat besar, memungkinkan terjemahan yang lebih akurat, natural, dan kontekstual.

Berikut cara kerja JST dalam aplikasi penerjemah bahasa:

1. Persiapan data: Data teks dalam berbagai bahasa dikumpulkan dan diproses. Data ini harus cukup besar dan beragam untuk mewakili berbagai gaya bahasa, konteks, dan nuansa.

2. Pelatihan JST: JST dilatih dengan data teks paralel, di mana setiap kalimat dalam satu bahasa (bahasa sumber) dipasangkan dengan kalimat yang sesuai dalam bahasa lain (bahasa target). JST mempelajari pola dan hubungan antara kata-kata dan frasa dalam kedua bahasa.

3. Penerjemahan: Ketika Anda memasukkan kalimat untuk diterjemahkan, JST menganalisis struktur kalimat, makna kata-kata, dan konteksnya. Berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya, JST menghasilkan terjemahan yang paling mungkin dalam bahasa target.

Keuntungan menggunakan JST dalam penerjemahan bahasa:

  • Terjemahan yang lebih akurat: JST mampu menerjemahkan kalimat dengan lebih akurat dan kontekstual dibandingkan dengan penerjemah tradisional.
  • Penerjemahan yang lebih natural: JST dapat menghasilkan terjemahan yang lebih natural dan terdengar seperti bahasa asli, karena mempertimbangkan konteks dan gaya bahasa.
  • Kemampuan belajar dan beradaptasi: JST dapat terus belajar dan meningkatkan kemampuannya seiring waktu, dengan dilatih dengan data teks yang lebih banyak dan beragam.

Kekurangan menggunakan JST dalam penerjemahan bahasa:

  • Ketergantungan pada data: JST membutuhkan banyak data teks paralel untuk dapat menghasilkan terjemahan yang akurat. Jika data yang tersedia terbatas, terjemahannya mungkin tidak terlalu akurat.
  • Potensi bias: JST dapat mencerminkan bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya. Hal ini dapat menyebabkan terjemahan yang tidak adil atau diskriminatif.
  • Kurangnya transparansi: Sulit untuk mengetahui bagaimana JST menghasilkan terjemahannya, sehingga sulit untuk memahami mengapa JST menerjemahkan kalimat tertentu dengan cara tertentu.

Penelusuran Web:

Mesin pencari seperti Google menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST) yang canggih untuk memahami maksud pencarian Anda dengan lebih baik dan menampilkan hasil yang paling relevan.

JST ini berperan penting dalam berbagai aspek proses pencarian, mulai dari memahami kueri Anda hingga memilih dan memberi peringkat halaman web yang akan ditampilkan.

Berikut beberapa cara JST digunakan dalam mesin pencari:

1. Memahami maksud pencarian: JST menganalisis kata-kata kunci dalam kueri Anda, konteks pencarian, dan riwayat pencarian Anda untuk memahami apa yang sebenarnya Anda cari. JST mempertimbangkan berbagai faktor, seperti maksud pencarian (informasi, navigasi, transaksi, dll.), entitas yang dicari, dan hubungan antar entitas.

2. Memproses dan memahami konten web: JST memproses dan memahami konten halaman web, termasuk teks, gambar, dan video. JST mengekstrak informasi penting dari halaman web, seperti topik yang dibahas, entitas yang disebutkan, dan hubungan antar entitas.

3. Mencocokkan kueri dengan konten web: JST mencocokkan kueri Anda dengan konten halaman web yang telah diproses. JST mempertimbangkan berbagai faktor, seperti relevansi kata kunci, kemiripan topik, dan kualitas konten.

4. Memberi peringkat halaman web: JST memberi peringkat halaman web berdasarkan relevansinya dengan kueri Anda, otoritas situs web, dan berbagai faktor lainnya. JST menggunakan algoritma yang kompleks untuk menentukan urutan halaman web yang akan ditampilkan dalam hasil pencarian.

5. Personalisasi hasil pencarian: JST dapat mempersonalisasi hasil pencarian berdasarkan riwayat pencarian Anda, lokasi Anda, dan preferensi lainnya. Hal ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Keuntungan menggunakan JST dalam mesin pencari:

  • Hasil yang lebih relevan: JST dapat memahami maksud pencarian Anda dengan lebih baik dan menampilkan hasil yang lebih relevan dengan kebutuhan Anda.
  • Kualitas hasil yang lebih tinggi: JST dapat memproses dan memahami konten web dengan lebih baik, sehingga dapat memilih dan memberi peringkat halaman web dengan kualitas yang lebih tinggi.
  • Personalisasi: JST dapat mempersonalisasi hasil pencarian Anda, sehingga Anda mendapatkan hasil yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
  • Pengalaman pengguna yang lebih baik: JST membantu meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan dengan memberikan hasil yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih relevan.

Kekurangan menggunakan JST dalam mesin pencari:

  • Kompleksitas: JST adalah sistem yang kompleks, dan sulit untuk memahami bagaimana JST menghasilkan hasil pencarian.
  • Potensi bias: JST dapat mencerminkan bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pencarian yang tidak adil atau diskriminatif.
  • Kurangnya transparansi: Sulit untuk mengetahui bagaimana JST memproses dan memahami kueri dan konten web. Hal ini dapat membuat pengguna sulit untuk memahami mengapa JST menampilkan hasil tertentu.
Mesin pencari seperti Google menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST)

Kendaraan Otonom:

Jaringan saraf tiruan menjadi teknologi kunci dalam pengembangan kendaraan otonom. JST bisa memproses data dari sensor kendaraan untuk mengenali objek di jalan, membuat keputusan manuver, dan menghindari bahaya.

Ini hanyalah beberapa contoh dari bagaimana jaringan saraf tiruan mengubah dunia kita. Dengan kemampuan belajar dan beradaptasinya, JST berpotensi untuk merevolusi berbagai bidang, mulai dari perawatan kesehatan hingga finansial.

Masa Depan Jaringan Saraf Tiruan: Menuju Dunia yang Lebih Cerdas 

Jaringan saraf tiruan (JST) masih dalam tahap perkembangan pesat. Para peneliti terus berinovasi untuk meningkatkan kemampuan dan potensinya.

Mari kita intip beberapa kemungkinan yang akan dibawa oleh kemajuan JST di masa depan:

  • Kecerdasan Buatan (AI) Lebih Canggih: JST akan menjadi tulang punggung pengembangan AI yang lebih cerdas dan mampu beradaptasi. Bayangkan asisten virtual yang bisa memahami emosi Anda dan memberikan respon yang lebih personal.
  • Robot yang Lebih Cerdas: Dengan JST, robot bisa belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara lebih efisien. Ini bisa membuka jalan bagi pengembangan robot yang bisa membantu manusia dalam berbagai aktivitas, mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga perawatan lansia.
  • Penemuan Obat Baru: JST bisa digunakan untuk menganalisis data medis yang kompleks dan mengembangkan pengobatan yang lebih efektif untuk berbagai penyakit.
  • Material Baru yang Inovatif: JST berpotensi untuk mendesain material baru dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya material yang lebih kuat, ringan, atau memiliki fungsi khusus.
  • Perangkat Lunak yang Lebih Personal: Perangkat lunak masa depan bisa menggunakan JST untuk menyesuaikan pengalaman pengguna secara real-time. Bayangkan antarmuka yang bisa memprediksi kebutuhan Anda dan menyediakan bantuan yang relevan.

Tentunya, kemajuan JST juga memunculkan beberapa tantangan etis yang perlu dipertimbangkan.

Misalnya, bias data yang digunakan untuk melatih JST bisa berdampak pada keputusan yang dihasilkan. Selain itu, privasi data juga menjadi perhatian penting seiring dengan meningkatnya penggunaan JST.

Namun, dengan penelitian dan pengembangan yang berhati-hati, JST berpotensi membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan manusia. Masa depan dengan teknologi yang lebih cerdas dan efisien sudah di depan mata.

1. Apakah jaringan saraf tiruan sama dengan kecerdasan buatan (AI)?

Jaringan saraf tiruan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mencapai kecerdasan buatan. Ia merupakan model komputasi yang terinspirasi oleh struktur dan fungsi otak manusia. AI sendiri merupakan konsep yang lebih luas yang
mencakup berbagai pendekatan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

2. Apakah jaringan saraf tiruan bisa “berpikir” seperti manusia?

Jaringan saraf tiruan tidak bisa berpikir dalam arti yang sama dengan manusia. Ia tidak memiliki kesadaran atau emosi. Namun, JST bisa belajar dan beradaptasi dengan data, sehingga keputusannya bisa tampak seperti pemikiran cerdas.

3. Apakah jaringan saraf tiruan berbahaya?

Jaringan saraf tiruan sendiri tidak berbahaya. Namun, cara penggunaannya perlu diperhatikan. Misalnya, bias data yang digunakan untuk melatih JST bisa berdampak pada keputusan yang dihasilkan dan menimbulkan diskriminasi. Selain itu, privasi data juga menjadi perhatian penting seiring dengan meningkatnya penggunaan JST.

4. Bagaimana cara kerja algoritma backpropagation?

Algoritma backpropagation adalah metode untuk melatih jaringan saraf tiruan. Ia membandingkan output aktual dengan output yang diinginkan, kemudian menyesuaikan bobot di setiap lapisan secara bertahap untuk meminimalkan kesalahan. Proses ini seperti memberi “koreksi” pada JST sehingga kemampuannya dalam mengenali pola dan membuat keputusan semakin baik.

5. Di mana bisa belajar lebih banyak tentang jaringan saraf tiruan?

Ada banyak sumber daya online dan offline yang bisa Anda gunakan untuk mempelajari lebih banyak tentang jaringan s saraf tiruan. Anda bisa mencari artikel, video tutorial, atau bahkan mengikuti kursus online yang berfokus pada JST.

Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.

You might also like