

Kali ini kita akan menyelami dunia yang rada teknikal tapi bisa dibikin asyik yaitu gimana memakai platform OpenSea dalam dunia NFT.
Kalau kamu baru dengar “NFT” atau “blockchain”, jangan khawatir kita mulai dari dasar, terus naik ke level berikutnya. Yuk, mari kita lompat ke bab pertama!
Pernah nggak kamu dengar temanmu bilang: “Eh, gue beli lukisan digital di OpenSea!”dan kamu cuma manggut-manggut sambil dalam hati mikir: “Apa sih itu OpenSea?” Nah, kita mulai dari sana.
Jadi, apa itu OpenSea? Singkatnya, OpenSea adalah salah satu marketplace terbesar untuk NFT (Non-Fungible Token).
Kalau dijelaskan dalam bahasa sehari-hari: bayangkan sebuah pasar daring (online) di mana orang bisa membeli, menjual, atau menciptakan barang digital yang unik bukan cuma “produk biasa” yang bisa ditukar satu-satu sama. Nah, barang digital unik itu yang disebut NFT.
Dan OpenSea adalah pasar besar yang menghubungkan pembeli, penjual, kreator, kolektor.
Kenapa penting? Karena:
Contoh sederhana: Kamu bisa jadi kreator dan unggah karya digitalmu di OpenSea, lalu mint menjadi NFT.
Atau sebagai kolektor, kamu bisa membeli NFT dari kreator orang lain. Buku, lukisan digital, koleksi game segala macam bisa.
Dan bukan cuma “menyimpan” gambar: ada aspek kepemilikan, potensi jual-belinya.
Jadi ya OpenSea bukan sekadar “toko gambar online”; ia adalah marketplace yang dikombinasikan dengan teknologi blockchain dan konsep kepemilikan digital.
Dalam panduan lengkap ini kita akan mengeksplorasi semua: dari cara daftar, cara buy/sell, cara menciptakan, potensi keuntungan, risiko, hingga tips khusus untuk pemula.
Baca Juga: Manfaat & Cara Membuat Deskripsi Produk di Tiktok
Sebelum kita benar-benar masuk ke OpenSea, kita harus pahami dulu dua hal: apa itu NFT dan teknologi blockchain yang mendasarinya.
Tanpa ini, segala istilah seperti “minting”, “gas fee”, “wallet”, bisa terasa seperti bahasa alien.
“Kok semua orang ngomong NFT ya?” Ya, karena NFT itu simpel konsepnya tapi bisa kompleks praktiknya. NFT (non-fungible token) adalah token digital yang unik dan tidak bisa digantikan satu-untuk-satu dengan token lain.
Contoh analog: Uang kertas $1 bisa ditukar dengan uang kertas $1 lain dan tetap sama nilai. Itu “fungible”.
Tapi kalau kamu punya kartu koleksi edisi terbatas-misalnya nomor 1 dari 100—itu “non-fungible”.
Dengan NFT, keunikan itu tercatat di blockchain, artinya siapa yang punya, kapan dibuat, dari mana asalnya bisa diverifikasi.
NFT berjalan di atas blockchain jaringan terdesentralisasi yang mencatat transaksi. Jadi kalau kamu beli NFT, detail kepemilikanmu terekam dan bisa dilihat publik.
Untuk orang yang belum pernah, bayangkan buku besar (ledger) raksasa yang terbuka dan bisa dicek siapa pun, yang mencatat ‘siapa punya apa’ di dunia digital.
Siapa pun bisa menjelajah marketplace OpenSea untuk:
Jadi, memahami NFT + blockchain = fondasi yang kuat sebelum benar-benar menggunakan OpenSea. Kalau kamu sudah paham ini, langkah berikutnya akan jauh lebih ringan dan nggak bikin kepala pusing.
Berikut cara praktis memulai di OpenSea. Jangan panik, artikel ini akan jelaskan dengan langkah sederhana.
Sebelum masuk ke OpenSea, kamu butuh wallet (dompet kripto) yang bisa menyimpan NFT dan cryptocurrency (ETH misalnya).
Contoh wallet: MetaMask, Coinbase Wallet, dan lain-lain. Pastikan kamu simpan seed phrase dengan baik ingat: wallet dan seed phrase = tanggung jawabmu sendiri.

Setelah wallet siap, buka OpenSea, lalu “Connect Wallet” di bagian atas.
Setelah terhubung, kamu bisa menjelajah, membeli, maupun mencetak NFT. Prosesnya lumayan cepat.
Tip: Pastikan kamu menggunakan website resmi (opensea.io) dan bukan link phishing ada banyak kasus plagiarisme dan scam NFT.
Kalau kamu ingin membeli kamu perlu ETH atau token yang diterima di OpenSea. Atau dalam beberapa kasus, OpenSea menyediakan opsi pembelian dengan kartu kredit lewat integrasi pihak ketiga seperti MoonPay.
Pastikan kamu memahami biaya transaksi (gas fee) yang bisa berdampak harga pembelian.
Sekarang mulai eksplor: cari koleksi NFT, lihat harga, bidding atau “Buy Now”. Jangan ragu browsing, lihat reputasi kreator, jumlah edisi NFT, dan sejarah penjualan sebelumnya ini penting untuk evaluasi.
Kalau kamu kreator dan ingin mencetak karya sendiri: OpenSea menyediakan alat seperti OpenSea Studio.
Prosesnya: buat koleksi → upload karya → atur metadata → mint. Ada opsi seperti “lazy minting” yang artinya NFT belum dicetak hingga dibeli, walau tergantung kondisi blockchain-nya.
Misalnya, kamu seorang ilustrator di Malang yang ingin mencoba pasar global:
Dengan langkah-langkah ini, kamu sudah “bermain di lapangan”. Tapi, seperti olahraga: kenali juga aturan main, risiko, dan trik-nya yang akan kita bahas di bagian berikutnya.
Sudah siap untuk transaksi? Nah, di bagian ini kita akan membahas cara membeli dan cara menjual di OpenSea, plus beberapa strategi supaya kamu makin pintar.
Langkah-langkah umum:
Contoh nyata: Kamu menemukan NFT edisi terbatas ilustrasi digital dari kreator terkenal. Edisi hanya 50 unit, kamu tawar “Make Offer” dan berhasil membeli di harga diskon, kemudian kamu lihat potensi resale di kemudian hari.
Prosesnya:
Strategi jitu:
Dengan mempraktikkan langkah dan strategi ini, kamu tidak cuma “coba-coba” tapi mulai bermain dengan lebih sadar dan bijak di OpenSea.
Sekarang kita masuk ke bagian yang sedikit teknikal tapi tetap dikemas enak: apa saja fitur khas OpenSea yang membuatnya stand out, dan kenapa kamu mungkin memilihnya sebagai platform utama untuk NFT.
OpenSea bukan cuma marketplace untuk satu jenis NFT saja. Jadi, misalnya:
Salah satu keunggulan: kreator bisa mint NFT secara langsung melalui OpenSea Studio tanpa perlu kode rumit.
Ada fitur “lazy minting” yang disebut: karya belum benar-benar dicetak sampai ada pembeli, sehingga kreator bisa menghindari biaya gas awal.
Jadi bila kamu mau jadi kreator: ini adalah kemudahan yang besar dibanding dulu.
OpenSea mendukung:
Sebagai salah satu pemain terbesar di dunia NFT, OpenSea punya banyak kolektor, kreator, dan volume transaksi besar (meskipun pasar NFT fluktuatif).
Wikipedia mencatat perkembangan dan skala OpenSea. Semakin besar ekosistem = semakin banyak opsi untuk kamu eksplorasi.
Untuk kreator, pentingnya royalty, artinya setiap kali karya mereka dijual ulang, kreator bisa tetap mendapatkan persentase. OpenSea mendukung fitur royalty (tergantung koleksi).
Transparansi: metadata NFT, riwayat kepemilikan bisa dicek publik ini bagian dari nilai tambah “kepemilikan digital”.
Intinya: OpenSea memberi “arena besar” untuk NFT, dengan banyak pilihan dan alat yang relatif user-friendly dibanding marketplace niche.
Tapi “besar” juga berarti “ramai” jadi keunggulanmu ada pada strategi dan pemahaman.
Aduh, kita sering dengar tentang NFT yang harganya meledak, tapi juga tentang yang hancur nilainya.
Jadi, sambil optimis, kita juga harus realistis. Di bagian ini kita bahas risiko di muka dan tantangan yang mungkin kamu hadapi ketika memakai OpenSea dan dunia NFT secara umum.
Ya, meskipun ada kisah sukses besar, banyak koleksi NFT yang “mati” nilai turun drastis atau tetap stagnan. Misalnya, riset menyebut bahwa mayoritas koleksi NFT punya nilai hampir nol.
Artinya: jangan anggap membeli NFT sebagai “jaminan kaya”. Ini lebih ke spekulasi + kreatif + komunitas.

Jika transaksi dilakukan di jaringan seperti Ethereum, kamu harus membayar gas fee, kadangkala jumlahnya signifikan. Pilih waktu yang tepat atau alternatif jaringan.
Jika kamu gagal memahami biaya ini, profitmu bisa “hilang” karena fee.
Ada banyak kasus scammers, “copymints”, wallet yang diretas, artwork yang di-klaim palsu. Contoh: “bots, crashes and ‘copymints’: When NFT drops go wrong” yang menyebut platform OpenSea sebagai salah satu tempat munculnya kasus.
Penelitian juga menyebut bahwa wash trading (transaksi palsu untuk menaikkan nilai) terjadi di banyak marketplace NFT, termasuk OpenSea. Jadi: selalu verifikasi kreator, koleksi, reputasi.
Sebuah makalah akademik (2024) menyoroti bahwa banyak NFT bergantung pada metadata yang disimpan di server terpusat, padahal “desentralisasi” adalah janji utama blockchain.
Artinya: jika server metadata mati atau diubah, nilai/keaslian NFT bisa terancam. Sebagai kolektor atau kreator, ini hal penting yang perlu kamu tahu.
Karena NFT berada di zona baru antara seni, koleksi, investasi regulasi bisa berubah.
Contoh: artikel menyebut bahwa OpenSea mungkin menghadapi tindakan regulasi dari badan seperti SEC AS.
Jadi: sebagai pengguna, kamu harus selalu up-to-date dengan regulasi di negara kamu (termasuk Indonesia).
Meski OpenSea besar, pasar NFT terus berubah muncul marketplace baru, tren bergeser.
Misalnya, artikel “rise and fall of OpenSea” menunjukkan bagaimana volume pasar niche bisa turun drastis.
Artinya: jangan terlalu nyaman terus belajar dan adaptasi.
Baik kamu yang ingin mencoba sebagai pembeli/kolektor atau menjadi kreator, berikut tips yang bisa langsung kamu pakai.
Bayangkan kamu seorang desainer karakter di Malang:
Kita sudah memahami banyak hal tentang OpenSea dan NFT, sekarang mari melihat ke depan: ke mana arah tren?
Apa yang mungkin terjadi? Boleh-boleh saja spekulasi (tapi berdasar data).
Karena OpenSea adalah pemain besar, banyak yang menaruh mata ke mereka. Contoh: laporan menyebut bahwa OpenSea mengalami tantangan kompetitif dan kini harus adaptasi agar tetap relevan.
Untuk kamu sebagai pengguna: penting untuk pantau update platform, fitur baru, biaya, dan aturan yang berlaku.
Jadi, sambil kita nikmati dunia ini, tetaplah punya “radar” yang aktif. Dunia NFT itu menarik, tapi juga cepat berubah.
Kita ngobrol santai sebentar: banyak pemula yang masuk ke OpenSea dan kemudian “mengeluh” karena rasa-rasanya “kenapa saya nggak untung?” atau “kok banyak scam?”.
Yuk lihat beberapa kesalahan umum, supaya kamu bisa menghindarinya.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu punya peluang lebih besar untuk “bermain” secara cerdas di OpenSea dan dunia NFT.
Supaya nggak cuma teori, berikut beberapa contoh nyata dan kisah yang bisa jadi pelajaran.
Misalnya seorang seniman digital kecil memutuskan membuat koleksi NFT terbatas 50 unit di OpenSea, lalu promosikan di sosial media lokal, akhirnya karya-nya dibeli oleh kolektor dari luar negeri.
Ini membuktikan bahwa dengan strategi dan komunitas, siapa saja bisa memulai.
Seorang kolektor awal membeli NFT edisi rendah di jaringan yang kurang populer harga awal rendah.
Setelah komunitas kolektornya aktif, harga naik signifikan. Tapi, ada juga kolektor yang membeli di puncak hype lalu nilai menguap. Ini menunjukkan “keuntungan besar” bisa muncul, tapi “kerugian” juga nyata.
Dalam penelitian besar ditemukan aktivitas wash-trading (transaksi palsu) di marketplace NFT, termasuk di OpenSea. Juga, dalam berita, pengguna OpenSea mengalami scam atau kehilangan NFT karena metadata yang berubah atau penipuan “copymint”. Pelajaran: pasar besar = peluang besar tapi juga risiko besar.

Lalu, strategi yang bisa kamu jalankan sekarang juga tanpa ribet, tapi dengan arah yang jelas.
Dengan strategi ini, kamu nggak cuma ikut tren tapi bisa masuk dengan kepala tenang dan langkah yang lebih matang.
Nah, kita sudah menyusuri bersama: mulai dari dasar Apa Itu OpenSea?, memahami NFT dan blockchain, sampai strategi praktis untuk pembeli dan kreator, serta risiko dan tren ke depan.
Dunia OpenSea memang penuh potensi tapi bukan jalan pintas untuk sukses instan. Yang dibutuhkan adalah pemahaman, kesiapan, dan langkah yang tepat.
Jika kamu sekarang masih ragu: wajar. Tapi jika kamu mulai dengan langkah kecil, dan sambil belajar sambil mencoba, peluang bisa terbuka.
Ingat: dunia digital selalu bergerak cepat, jadi adaptasi dan komunitas akan jadi temanmu yang paling setia.
Sekarang giliranmu: apakah kamu akan menjadi kreator NFT, kolektor tajam, atau keduanya? Apa pun pilihannya, semoga panduan ini membantumu melangkah dengan percaya diri dan cerdas di OpenSea.
Selamat menjelajah, jangan lupa senyum sedikit ketika karya digitalmu “hidup” di blockchain.
Tidak selalu. Kamu bisa mulai dengan modal kecil tergantung jaringan yang kamu pilih dan koleksi yang kamu bidik. Misalnya, memilih jaringan layer-2 (yang biaya transaksi lebih rendah) atau membeli NFT edisi terbatas harga terjangkau.
Ya dan tidak. Kamu memang memiliki token digital yang tercatat di blockchain yakni bukti bahwa kamu “pemilik” token itu. Tapi kepemilikan hukum terhadap karya dasar (copyright) bisa berbeda tergantung ketentuan kreator. Jadi selalu baca syarat dan metadata koleksi.
Kamu bisa menggunakan fitur seperti OpenSea Studio: upload karya digitalmu, buat koleksi, atur metadata, dan mint. Ada opsi seperti lazy minting untuk menghindari biaya awal besar.
Ya terdapat risiko seperti: nilai bisa turun drastis, biaya transaksi tinggi, kemungkinan penipuan atau scam, metadata yang rusak atau berubah, regulasi yang belum jelas. Jadi riset dan persiapan sangat penting.
Tentu. Kamu bisa listing dan menjual kembali jika pasar dan permintaan memungkinkan. Namun ingat: tak semua NFT memiliki likuiditas tinggi artinya pembeli mungkin tidak datang segera.
Tidak. NFT bisa berupa karya seni digital, koleksi digital, tanah virtual, domain, item game apa saja yang digital dan unik. OpenSea mendukung banyak kategori.
Ini tergantung pada hukum di negara kamu. Di Indonesia, regulasi tentang kripto dan aset digital sedang berkembang. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli pajak atau legal jika transaksi besar.
Beberapa kriteria: reputasi kreator, edisi terbatas, aktivitas komunitas, utilitas tambahan (misalnya hak akses, game, metaverse), riwayat penjualan dan harga, biaya transaksi yang realistis.
Tidak. Ada banyak marketplace lain juga (Blur, Magic Eden, Rarible, dan lain-lain). Tapi OpenSea adalah salah satu yang terbesar dan paling dikenal. Persaingan antar-marketplace bisa berarti pilihan dan kondisi yang lebih baik bagi pengguna.
Mulailah dengan riset: buka OpenSea, lihat koleksi yang menarikmu, coba hubungkan wallet, lihat berapa harga minimal, dan mulai dengan modal kecil. Teori dan praktik yang lambat tapi konsisten lebih baik daripada “lompat besar lalu menyesal”.
Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.