Membongkar Rahasia Sukses Supply Chain Management

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management/SCM) menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan.

Setiap perusahaan menghadapi tantangan yang berkaitan dengan pengelolaan aliran barang dan informasi, sehingga pemahaman mendalam tentang SCM sangatlah penting.

SCM tidak hanya berfokus pada produksi dan pengiriman barang, tetapi juga melibatkan perencanaan, pengadaan sumber daya, dan pengembalian produk.

Elemen-elemen ini berkolaborasi untuk menciptakan efisiensi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan berkontribusi pada pendapatan perusahaan.

Artikel ini akan membongkar rahasia sukses Supply Chain Management dalam dunia bisnis, menyoroti definisi, komponen, serta manfaat dan tantangan yang dihadapi.

Dari berbagai contoh penerapan di berbagai industri, kita akan mengeksplorasi bagaimana SCM dapat memberikan nilai strategis bagi perusahaan modern.

Pengertian Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management (SCM) adalah pengelolaan aliran barang dan jasa yang mencakup semua proses transformasi bahan baku menjadi produk jadi.

Hal ini melibatkan koordinasi antara pemasok, produsen, dan distributor untuk memastikan bahwa pengiriman produk tepat waktu dan efisien.

SCM yang baik sangat penting dalam mengurangi biaya yang tidak perlu dan memastikan kepuasan pelanggan yang tinggi.

Baca Juga: Marketing Automation untuk Pemula: Langkah Awal dan Manfaat

Definisi SCM Menurut Para Ahli

Menurut beberapa ahli, SCM melibatkan pengawasan yang terencana terhadap semua aktivitas yang dimulai dari bahan baku, pengolahan, hingga pengiriman produk ke konsumen.

Willamson mendefinisikan SCM sebagai hubungan strategis yang dilakukan dalam perusahaan untuk meningkatkan nilai setiap produk dan jasa.

Chopra dan Meindl menjelaskan bahwa SCM adalah sistem jaringan yang mengintegrasikan seluruh aspek dalam rantai pasok untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Komponen Dasar Supply Chain

Supply chain memiliki beberapa komponen dasar, yaitu:

Sourcing:

Sourcing sendiri merupakan proses pengadaan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional dan produksi.

Dalam konteks manajemen rantai pasokan, sourcing mencakup identifikasi, evaluasi, dan pemilihan pemasok yang tepat untuk menjamin kualitas produk atau layanan, serta efisiensi biaya.

Adapun jenis-jenis sourcing yaitu:

  1. Sourcing Strategis
  • Melibatkan evaluasi jangka panjang terhadap pengadaan bahan baku dan supplier. Fokus pada kemitraan yang berkelanjutan dan pengembangan hubungan dengan pemasok utama.
  1. Sourcing Taktis
  • Berorientasi pada pengadaan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Ini sering kali melibatkan proses cepat untuk mendapatkan barang atau jasa tanpa mengorbankan kualitas.
  1. Sourcing Global
  • Melibatkan pemilihan pemasok dari berbagai belahan dunia. Ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan biaya yang lebih rendah, inovasi, dan keahlian yang lebih spesifik.

Kemudian, terdapat juga proses sourcing yang efektif:

  1. Analisis Kebutuhan
  • Mengidentifikasi apa yang perusahaan butuhkan dan menentukan spesifikasi teknis dari barang atau jasa.
  1. Identifikasi Pemasok
  • Mencari dan menyaring calon pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan. Ini termasuk menganalisis reputasi dan kinerja mereka.
  1. Evaluasi Pemasok
  • Menggunakan kriteria seperti harga, kualitas, keandalan, dan kemampuan pengiriman untuk menilai pemasok yang terpilih.
  1. Negosiasi Kontrak
  • Melakukan negosiasi untuk mendapatkan syarat dan ketentuan terbaik, termasuk harga, waktu pengiriman, dan kualitas.
  1. Pengelolaan Hubungan Pemasok
  • Melestarikan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok untuk kemitraan jangka panjang.

Tak hanya itu, terdapat juga tantangan dalam sourcing seperti:

  1. Volatilitas Pasar
  • Perubahan harga bahan baku dan ketersediaan dapat mempengaruhi biaya dan stabilitas rantai pasokan.
  1. Kualitas dan Kepatuhan
  • Memastikan bahwa pemasok memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan mematuhi regulasi yang berlaku.
  1. Komunikasi dan Kolaborasi
  • Menjaga komunikasi yang efektif dengan pemasok untuk mengatasi masalah dan mengoptimalkan proses.

Melibatkan aktivitas yang berfokus pada pemilihan dan evaluasi pemasok untuk memastikan bahan baku berkualitas.

Produksi:

Proses produksi yang ideal adalah yang mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dalam jumlah yang banyak, dengan biaya seminimal mungkin dan waktu yang sesingkat mungkin.

Untuk mencapai hal ini, beberapa tahapan penting perlu dipertimbangkan:

1. Perencanaan Produksi

  • Perancangan Produk: Proses ini melibatkan pembuatan desain produk yang detail, termasuk spesifikasi bahan baku, dimensi, dan fitur-fitur yang akan ditambahkan.
  • Peramalan Permintaan: Melalui analisis data penjualan historis dan tren pasar, perusahaan dapat memprediksi jumlah produk yang akan diproduksi.
  • Perencanaan Bahan Baku: Menghitung jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan sesuai dengan peramalan permintaan.
  • Penjadwalan Produksi: Membuat jadwal produksi yang terperinci, termasuk urutan proses produksi, alokasi sumber daya, dan tenggat waktu.

2. Proses Produksi

  • Penerimaan Bahan Baku: Memastikan bahwa bahan baku yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
  • Pengolahan Bahan Baku: Proses mengubah bahan baku menjadi komponen atau sub-assembly yang siap dirakit.
  • Pembuatan Produk: Merakit komponen-komponen menjadi produk jadi.
  • Pengujian Kualitas: Melakukan pemeriksaan kualitas pada setiap tahap produksi untuk memastikan produk memenuhi standar yang ditetapkan.

3. Kontrol Kualitas

  • Inspeksi Berkala: Melakukan pemeriksaan secara berkala pada proses produksi untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kualitas.
  • Analisis Penyebab Akar: Mencari tahu penyebab utama dari setiap masalah kualitas yang ditemukan.
  • Implementasi Tindakan Korektif: Melakukan perbaikan pada proses produksi untuk mencegah terjadinya masalah yang sama di masa depan.

4. Distribusi

  • Pengemasan: Memasukkan produk ke dalam kemasan yang aman dan menarik.
  • Pengiriman: Mengirim produk ke gudang atau langsung ke pelanggan.

Distribusi:

Mencakup manajemen rantai pasok untuk memastikan bahwa produk yang selesai dapat dikirim ke pelanggan yang tepat waktu.

Manajemen rantai pasok (supply chain management) sendiri merupakan proses integrasi dan koordinasi semua aktivitas yang terlibat dalam pergerakan barang dan jasa, mulai dari pemasok hingga konsumen akhir.

Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien dan efektif.

Mengapa Manajemen Rantai Pasok Penting untuk Pengiriman Tepat Waktu?

  • Visibilitas: Dengan sistem manajemen rantai pasok yang baik, perusahaan dapat melacak setiap tahap perjalanan produk, dari bahan baku hingga pengiriman. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan korektif sebelum pengiriman terlambat.
  • Koordinasi: Semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok, mulai dari pemasok, produsen, hingga distributor, perlu bekerja sama secara efektif. Manajemen rantai pasok membantu memastikan bahwa semua pihak memiliki informasi yang sama dan bekerja menuju tujuan yang sama.
  • Optimasi: Manajemen rantai pasok memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti waktu, tenaga kerja, dan peralatan. Ini membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
  • Responsivitas: Dengan sistem manajemen rantai pasok yang responsif, perusahaan dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan produk tepat waktu, bahkan dalam kondisi yang tidak terduga.

Pengelolaan Inventaris:

Mengelola stok produk agar sesuai dengan kebutuhan konsumen serta mengurangi biaya yang berlebihan.

Mengapa Manajemen Stok Penting?

  • Kepuasan Pelanggan: Stok yang cukup akan memastikan bahwa pelanggan dapat membeli produk yang mereka inginkan ketika mereka membutuhkannya.
  • Efisiensi Biaya: Dengan mengelola stok secara efektif, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kehilangan akibat kerusakan atau kadaluarsa.
  • Pengurangan Risiko: Manajemen stok yang baik dapat membantu mengurangi risiko kekurangan stok atau kelebihan stok.

Strategi Mengelola Stok

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda terapkan untuk mengelola stok secara efektif:

  1. Peramalan Permintaan:
    • Analisis data historis: Memahami pola permintaan di masa lalu untuk memprediksi permintaan di masa depan.
    • Pertimbangkan faktor eksternal: Memperhatikan faktor-faktor seperti musim, tren pasar, dan event khusus yang dapat mempengaruhi permintaan.
    • Gunakan software peramalan: Manfaatkan software khusus untuk menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.
  2. Sistem Pemesanan Ulang:
    • Tentukan titik pemesanan ulang: Tetapkan jumlah stok minimum yang harus ada sebelum melakukan pemesanan ulang.
    • Gunakan sistem peringatan: Atur sistem peringatan untuk mengingatkan Anda ketika stok sudah mendekati titik pemesanan ulang.
    • Pertimbangkan lead time: Hitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan baru agar tidak terjadi kekurangan stok.
  3. Metode Pengendalian Stok:
    • FIFO (First In, First Out): Barang yang pertama masuk ke gudang, pertama kali keluar. Cocok untuk produk dengan tanggal kedaluwarsa.
    • LIFO (Last In, First Out): Barang yang terakhir masuk ke gudang, pertama kali keluar. Cocok untuk produk dengan harga yang fluktuatif.
    • ABC Analysis: Mengklasifikasikan barang berdasarkan nilai dan tingkat permintaannya. Barang A (nilai tinggi, permintaan tinggi) memerlukan perhatian lebih, sedangkan barang C (nilai rendah, permintaan rendah) dapat dikelola dengan lebih longgar.
  4. Just-in-Time (JIT):
    • Menerima barang saat dibutuhkan: Meminimalkan biaya penyimpanan dengan hanya memesan barang ketika benar-benar dibutuhkan.
    • Membutuhkan kerjasama yang baik dengan pemasok: Pasokan harus tepat waktu dan konsisten.
  5. Manfaatkan Teknologi:
    • Software manajemen persediaan: Membantu melacak stok, menghasilkan laporan, dan mengotomatiskan proses pemesanan.
    • Barcode dan RFID: Memudahkan pelacakan dan identifikasi barang.

Pengembalian Produk:

Proses pengolahan barang yang dikembalikan oleh konsumen yang tidak sesuai atau rusak.

Dengan komponen-komponen tersebut, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dalam manajemen rantai pasok.

Komponen Dasar Supply Chain

Fungsi dan Manfaat SCM

Manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) adalah proses yang mengelola aliran barang dan jasa dari bahan baku hingga menjadi produk jadi.

Dalam perusahaan, SCM yang efektif memastikan bahwa setiap aktivitas yang terlibat dalam produksi dan distribusi berjalan dengan lancar.

Ini tidak hanya melibatkan koordinasi dengan pemasok tetapi juga memastikan bahwa pengiriman produk tepat waktu kepada pelanggan.

Kegiatan ini berperan penting dalam meminimalkan kebocoran biaya dan mencapai efisiensi operasional.

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

SCM yang baik berfokus pada kebutuhan konsumen, memastikan produk yang diinginkan tersedia tepat waktu dan dalam kondisi prima.

Dengan manajemen rantai pasok yang efisien, perusahaan dapat mempercepat respon terhadap permintaan pasar sehingga pelanggan yang puas dapat dipertahankan dan diperoleh lebih banyak.

Perusahaan dapat mengelola stok lebih baik untuk menghindari kehabisan persediaan, sehingga meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan.

Meningkatkan Pendapatan

Sebuah perusahaan yang efisien dalam manajemen rantai pasok dapat meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan peluang pasar lebih efektif.

Dengan pengendalian stok bahan baku hingga distribusi produk yang optimal, perusahaan dapat mengurangi waktu dan biaya yang tidak perlu, sehingga meningkatkan profitabilitas.

SCM juga membantu dalam forecasting yang baik, memungkinkan perusahaan untuk merencanakan produksi sesuai dengan tren permintaan dan memaksimalkan laba.

Efisiensi Biaya dalam Proses Bisnis

Efisiensi biaya merupakan salah satu keuntungan terbesar dari SCM yang efisien.

SCM yang efektif memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan proses mulai dari pengadaan bahan baku dengan pemasok hingga pengiriman produk kepada pelanggan.

Dengan mengelola setiap aspek rantai pasok dengan baik, biaya yang terkait dengan produksi, penyimpanan, dan distribusi dapat dikurangi secara signifikan.

Hal ini membantu perusahaan dalam bidang yang sangat kompetitif untuk tetap menjaga margin keuntungan yang sehat.

Contoh Penerapan SCM di Berbagai Industri

Supply Chain Management (SCM) adalah proses yang vital dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas seluruh rantai pasok dari bahan baku hingga menjadi produk jadi.

Dalam berbagai industri, penerapan SCM yang efektif dapat memastikan bahwa pengiriman produk dilakukan tepat waktu dan kebutuhan konsumen terpenuhi dengan baik. B

Berikut adalah contoh penerapan SCM dalam beberapa industri berbeda.

Kesehatan

Dalam industri kesehatan, manajemen rantai pasok memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan peralatan medis, obat-obatan, dan bahan baku untuk kebutuhan pasien.

Perusahaan yang baik di bidang kesehatan dapat memanfaatkan SCM untuk meningkatkan kecepatan distribusi dan mengurangi risiko kehabisan stok.

Sistem SCM yang efisien mampu mengoordinasikan antara pemasok, gudang, hingga pengiriman ke berbagai fasilitas kesehatan.

Otomotif

Industri otomotif bergantung pada SCM yang efektif untuk mengelola ribuan suku cadang dan komponen dari berbagai pemasok.

Pengelolaan yang efisien memastikan bahwa bahan baku dan komponen yang tepat tiba di waktu yang dibutuhkan, sehingga proses perakitan berjalan tanpa hambatan.

Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi biaya yang terkait dengan penyimpanan persediaan berlebih dan meningkatkan efisiensi produksi dalam perusahaan.

Ritel

Dalam industri ritel, manajemen rantai pasok memfasilitasi pengelolaan stok yang efektif dan efisien.

Ini membantu ritel memastikan bahwa produk yang tepat tersedia untuk pelanggan yang tepat pada waktu yang tepat, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan.

SCM yang baik memungkinkan perusahaan untuk merespons cepat terhadap perubahan permintaan konsumen dan tren pasar, sehingga menjaga kepuasan pelanggan yang tinggi.

Contoh Penerapan SCM di Berbagai Industri

Nilai Strategis SCM dalam Bisnis Modern

Manajemen rantai pasok (SCM) memainkan peran strategis dalam bisnis modern dengan mengoptimalkan aliran barang, informasi, dan keuangan dari bahan baku hingga menjadi produk jadi.

SCM yang efektif membantu perusahaan memastikan bahwa produk yang dihasilkan sampai ke pelanggan yang tepat, dalam waktu yang tepat, dan dengan biaya yang efisien.

Dengan demikian, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen sambil meningkatkan efisiensi operasional.

Salah satu nilai strategis utama dari SCM adalah kemampuannya untuk meningkatkan fleksibilitas dan responsivitas dalam menghadapi perubahan permintaan pasar.

SCM memungkinkan perusahan untuk bekerja dengan pemasok mereka lebih erat, sehingga mereka dapat menyesuaikan persediaan bahan baku sesuai kebutuhan tanpa menimbulkan pemborosan.

Hal ini penting dalam bidang yang sangat kompetitif di mana waktu pengiriman produk yang tepat waktu dapat menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.

Selain itu, SCM yang baik membantu dalam pengurangan biaya yang terkait dengan produksi dan pengiriman, yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dengan platform manajemen rantai pasok yang efisien, perusahaan dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan, memastikan rantai pasok beroperasi dengan baik, dan mengembangkan strategi untuk masa depan.

Tantangan dalam Supply Chain Management

Supply Chain Management menghadapi berbagai tantangan yang kompleks di era globalisasi.

Dengan meningkatnya ketidakpastian pasar dan kebutuhan konsumen yang terus berubah, perusahaan dituntut untuk menjaga ketahanan dan kelincahan dalam rantai pasok.

Tantangan utama meliputi perubahan permintaan secara tiba-tiba, gangguan logistik, serta keterbatasan persediaan bahan baku.

Mempertahankan Kualitas

Mempertahankan kualitas produk adalah salah satu aspek krusial dalam manajemen rantai pasok.

Perusahaan harus memastikan bahwa setiap tahap produksi dan pengiriman mematuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Mengimplementasikan sistem kontrol kualitas yang ketat dan melakukan audit rutin dapat memastikan produk yang dihasilkan memenuhi ekspektasi pelanggan.

Hal ini penting untuk membangun reputasi merek yang baik dan mempertahankan kepercayaan konsumen.

Mengelola Risiko Supply Chain

Mengelola risiko dalam supply chain memerlukan pendekatan proaktif.

Risiko dapat datang dari berbagai sumber, seperti bencana alam, fluktuasi harga bahan baku, atau bahkan kebijakan pemerintah yang berubah.

Perusahaan harus mengembangkan strategi mitigasi risiko, termasuk diversifikasi pemasok dan pengembangan rencana bencana.

Selain itu, teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan visibilitas dan mengantisipasi potensi gangguan dalam rantai pasok.

Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan operasional tetap berjalan lancar dan meminimalkan dampak negatif dari risiko yang mungkin terjadi.

Kesimpulan dan rekomendasi untuk implementasi Supply Chain Management (SCM) dalam sebuah perusahaan adalah penting untuk mencapai operasional yang efisien dan efektif.

SCM yang baik memungkinkan perusahaan mengelola bahan baku hingga menjadi produk jadi dengan tepat waktu dan biaya yang terkendali.

Ini juga memastikan bahwa kebutuhan konsumen terpenuhi dengan pengiriman produk yang sesuai.

Untuk meningkatkan manajemen rantai pasok, perusahaan dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan pemasok.

Memastikan komunikasi dan koordinasi yang efektif dapat membantu mengurangi keterlambatan dalam pengiriman bahan baku dan mengatasi masalah kualitas produk.

Selain itu, penggunaan teknologi SCM yang terkini juga bisa meningkatkan efisiensi dalam proses pengelolaan data dan informasi.

Sebagai rekomendasi, perusahaan yang ingin meningkatkan bidang yang sangat kompetitif ini perlu berinvestasi dalam pelatihan karyawan.

Pelatihan ini harus difokuskan pada kemampuan analisis dan pemahaman teknis yang diperlukan dalam manajemen rantai pasok.

Perusahaan juga harus secara rutin mengevaluasi dan memperbaharui strategi SCM-nya untuk tetap relevan di pasar.

  1. Pengadaan (Sourcing)

Pengadaan merupakan tahap awal dalam supply chain management (SCM) di mana perusahaan mencari dan bernegosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan bahan baku atau komponen yang dibutuhkan.

Proses ini menyangkut pemilihan pemasok terbaik berdasarkan kualitas, biaya, dan waktu pengiriman.

Keberhasilan pengadaan sangat berpengaruh pada keseluruhan efisiensi dan efektivitas supply chain.

  1. Produksi

Setelah pengadaan, komponen berikutnya adalah produksi. Di sini, bahan baku diolah menjadi produk jadi.

Proses produksi yang efisien akan meminimalkan waktu dan biaya, serta meningkatkan kualitas produk.

Implementasi teknologi dan otomasi dalam produksi dapat mempercepat proses ini dan mengurangi risiko kesalahan manusia.

  1. Distribusi

Setelah produk selesai diproduksi, langkah selanjutnya adalah distribusi.

Distribusi melibatkan pengangkutan barang dari lokasi produksi ke gudang atau langsung ke pelanggan.

Penting untuk merancang jaringan distribusi yang efisien agar produk sampai tepat waktu dengan biaya yang optimal. Pilihan metode pengiriman

Apa itu Supply Chain Management (SCM)?

Supply Chain Management (SCM) adalah proses pengelolaan arus barang, informasi, dan sumber daya dari sumber bahan baku hingga konsumen akhir. Ini melibatkan perencanaan, pengadaan, produksi, distribusi, dan pengembalian produk yang efektif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan meminimalkan biaya.

Mengapa Supply Chain Management penting dalam bisnis?

SCM penting karena dapat mempengaruhi efisiensi operasional, biaya produksi, dan pengiriman produk. Manajemen rantai pasok yang baik membantu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu, menjaga kualitas produk, dan meningkatkan daya saing di pasar.

Apa saja komponen utama dalam Supply Chain Management?

Komponen utama dalam SCM termasuk:
Pengadaan (Sourcing): Mencari dan negosiasi dengan pemasok.
Produksi: Mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Distribusi: Mengangkut produk dari lokasi produksi ke konsumen.
Manajemen Permintaan: Memastikan jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pengelolaan Rantai Pasok: Mengawasi keseluruhan proses dan memastikan integrasi di semua tahap.

Bagaimana teknologi mempengaruhi Supply Chain Management?

Teknologi dapat meningkatkan efisiensi SCM melalui otomatisasi, analisis data, dan manajemen informasi yang lebih baik. Penggunaan sistem seperti perangkat lunak SCM membantu dalam perencanaan inventaris, analisis aliran barang, dan komunikasi yang lebih baik antar pemangku kepentingan.

Apa tantangan yang sering dihadapi dalam Supply Chain Management?

Beberapa tantangan dalam SCM meliputi:
Ketidakpastian permintaan pasar.
Masalah kualitas dan keterlambatan dari pemasok.
Fluktuasi biaya bahan baku.
Komunikasi yang buruk antara pemangku kepentingan.
Perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah.

Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan SCM mereka?

Perusahaan dapat meningkatkan SCM dengan:
Membangun hubungan yang baik dengan pemasok.
Mengadopsi teknologi terbaru untuk efisiensi proses.
Melakukan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan analisis dan teknis.
Secara rutin mengevaluasi dan memperbarui strategi SCM.

Bagaimana cara mengukur kinerja Supply Chain Management?

Kinerja SCM dapat diukur melalui beberapa indikator kinerja utama (KPI) seperti:
Waktu siklus pengiriman.
Tingkat kepuasan pelanggan.
Biaya logistik total.
Persentase produk yang tepat waktu.
Tingkat pengembalian produk dan keluhan pelanggan.

Safira Haddad, Penulis Konten Profesional yang berpengalaman 2+ tahun dalam dunia kepenulisan dan berdedikasi di Upgraded.id. Kemampuan utama, SEO dan Content Writing.

You might also like